Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Pembangunan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diperkirakan mulai Februari 2016 setelah ditetapkannya pemenang lelang megaproyek tersebut.
"Kami perkirakan pembangunan fisik bisa dimulai bulan Februari atau Maret 2016," ujar Shared Service Departemen Head PT Angkasa Pura I, I Gede Ketut Oka di Banjarbaru, Selasa.
Namun, ia tidak berani memastikan pelaksanaan pekerjaan karena seluruh keputusan merupakan kewenangan PT AP I pusat yang membawahi Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru itu.
Dia menjelaskan, saat ini proses lelang pembangunan bandara yang terletak di Kota Banjarbaru sekitar 25 kilometer dari Kota Banjarmasin masih berjalan dan belum ada pemenangnya.
"Proses lelang masih berjalan dan belum ada pemenangnya. Jika sudah ada pemenang dan mereka siap maka bisa saja pembangunan fisik dimulai Februari atau Maret," ungkapnya.
Mengingat belum adanya pemenang lelang megaproyek senilai Rp2,3 triliun tersebut, tambahnya, sehingga kegiatan fisik baik pembersihan lahan dan pekerjaan lain belum dikerjakan.
"Hingga saat ini tidak ada pekerjaan fisik yang dilaksanakan di lapangan seperti pembersihan lahan. Semuanya menunggu proses pelelangan selesai dan ada pemenang," ujarnya.
Sementara itu, Panitia Pengadaan Tanah (P2T) untuk pembebasan lahan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin menyerahkan hasil verifikasi sisa lahan yang siap dibebaskan, Selasa siang.
"Sisa lahan yang dibebaskan hasil verifikasi P2T mencapai 1,9 hektare dengan jumlah uang yang harus dibayar mencapai Rp10 miliar," ujar Ketua P2T Said Abdullah.
Penyerahan berkas di rumah dinas wali kota dilakukan Ketua P2T Said Abdullah kepada Penjabat Wali Kota Martinus yang menyerahkannya lagi kepada GM PT Angkasa Pura I Handy.
"Kami berharap penyerahan berkas sisa lahan yang dibebaskan ini segera diselesaikan PT Angkasa Pura sehingga pembebasan lahan pengembangan bandara tuntas," ujar Martinus.
General Manager PT AP I Handy Heryudhitiawan mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan direksi untuk mempercepat pembayaran sisa lahan yang belum dibebaskan.
"Kami secara lisan sudah kontak dengan direksi dan diperkirakan proses pembayaran selesai dalam waktu dua minggu ke depan, tetapi diharapkan bisa lebih cepat," katanya.