Banjarmasin (ANTARA) - PT PLN (Persero) UP2B Kalimantan dalam mengimplementasikan budaya safety, salah satunya melaksanakan Safety Briefing atau Tool Box Meeting dalam setiap pekerjaan.
Safety Briefing atau Tool Box Meeting merupakan salah satu kegiatan terpenting dan wajib dilaksanakan di lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai. Diharapkan agar selama pekerjaan berlangsung, dapat tercipta kondisi bekerja yang selamat dan kecelakaan kerja dapat dihindari.
Kepada pelaksana lapangan, Turyanto selaku Manager PLN UP2B Kalimantan berpesan agar selalu bersemangat dalam bekerja setiap harinya dan tetap memperhatikan aspek-aspek K3 kapan pun dan di mana pun.
"Kita harus berpikir positif untuk selalu memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, mulai berangkat dari rumah, saat melaksanakan pekerjaan, hingga kembali ke rumah dalam keadaan selamat,” katanya.
Potensi kecelakaan kerja dapat terjadi kapan pun. Untuk itu, keselamatan kerja perlu diutamakan. Setiap aspek keselamatan kerja harus tetap diperhatikan sebelum mulai melaksanakan pekerjaan.
“Masalah keselamatan kerja itu adalah menyangkut nyawa manusia, dan tidak ada penggantinya. Pastikan saat melakukan safety briefing kita semua dalam keadaan sehat, lakukan cek peralatan dan unsafe condition sehingga dapat bekerja dengan sebaik mungkin dan yang pasti selamat," jelasnya.
Sebelum bekerja, sambungnya, senantiasa laksanakan safety briefing dan berdoa. Budaya Keselamatan Kerja (Transformasi Budaya Safety Personel Alat dan Sistem / TBS PAS) terus menjadi yang utama.
"Karena tidak ada yang lebih penting dari jiwa manusia," katanya.
Suatu perusahaan diharapkan mempunyai budaya yang selalu meningkatkan K3 secara berkesinambungan di mana K3 sudah menjadi nilai-nilai pribadi dan tampil dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya menjadikan K3 sebagai bagian dari visi dan misi perusahaan yang tampak dari keberadaan sistem manajemen, SOP dan lain-lain di perusahaan, apalagi hanya menjadikan K3 sekedar mematuhi peraturan.
Untuk membiasakan budaya kerja aman dengan melakukan identifikasi bahaya serta analisa resiko yang baik, diperlukan konsistensi dalam penerapan SMK3.
Sebuah perusahaan yang menerapkan SMK3, memiliki Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) yang bertanggungjawab untuk membina dalam hal K3. Tim P2K3 melaksanakan rapat secara rutin untuk membahas segala kegiatan, termasuk pelaksanaan, hambatan, serta tantangan dalam melaksanakan SMK3.
Memastikan bahwa manajemen selalu berintegritas terhadap komitmen K3 dan selalu mengarahkan atau menugaskan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan semua kejadian terkait K3.
Kepedulian seluruh pegawai sangat diperlukan bagi P2K3 sebagai masukan dalam membahas isu-isu strategis.
Langkah-langkah perbaikan terebut akan berpotensi menurunkan angka kecelakaan kerja. Kesadaran K3 yang tinggi dan identifikasi bahaya dengan analisa resiko yang baik menjadi mitigasi kecelakaan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan ketenagalistrikan.