Puluhan wartawan di Banjarmasin Kalimantan Selatan mengecam pengeroyokan terhadap wartawan SUN TV (group MNC), Ridwan Salamun saat meliput di Wilayah Tual Maluku Tenggara.
Aksi solidaritas yang digelar di halaman Pemko Banjarmasin, Senin tersebut diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh wartawan senior Kalimantan Post, Lili Iriantimala.
"Kita merasa sangat prihatin dengan kekerasan yang menyebabkan tewasnya salah satu rekan kita di Maluku pada saat menjalankan tugas jurnalistiknya, ini adalah salah satu bentuk kekerasan terhadap wartawan yang tidak boleh terjadi lagi," katanya.
Sebagai bentuk keprihatinan tersebut, puluhan wartawan yang melakukan aksi demo, meminta agar kasus yang menimpa Ridwan Salamun diusut tuntas, sehingga kasus serupa tidak terjadi lagi.
Selain mengecam aksi kekerasan tersebut, puluhan wartawan dari media elektronik maupun cetak baik lokal maupun nasional yang berkumpul sejak pagi di halaman Pemkot Banjarmasin, juga menuntut agar Wali kota Banjarmasin Muhidin segera meminta maaf atas pernyataannya yang dinilai telah melecehkan profesi wartawan.
Pernyataan wali kota Banjarmasin yang mengatakan bahwa wartawan adalah orang yang paling berdosa dinilai telah menyinggung profesi jurnalistik bukan hanya di Kalsel tetapi secara luas.
"Yang berhak mengatakan siapa yang paling berdosa hanya Tuhan, bukan manusia," kata juru bicara wartawan dari Media Kalimantan Ridho.
Dalam orasinya, Ridho mengatakan bahwa sebagai orang nomor satu di Banjarmasin, seharusnya wali kota bersikap lebih bijaksana dan tidak asal mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung profesi lain.
Pada kesempatan tersebut, puluhan wartawan juga melakukan aksi boikot untuk tidak memberitakan seluruh aktivitas atau kegiatan di Pemko Banjarmasin yang dikhawatirkan akan "menyumbat" hak warga untuk mendapatkan informasi program pembangunan di Banjarmasin.
Aksi demo yang semula berjalan damai tiba-tiba memanas saat puluhan wartawan mencoba masuk ke ruang kerja Pemkot untuk menempel poster yang bertuliskan kecaman terhadap pernyataan Muhidin.
Sempat terjadi gontok-gontokan antara petugas satpol PP dan puluhan wartawan, pada saat wartawan mulai memasuki pintu salah satu ruangan di lantai atas Pemko Banjarmasin.
Sementara itu, Walikota Banjamarmasin Muhidin belum bisa menemui para wartawan karena sedang sakit perut.
Namun, menurut salah seorang staf humas Pemkot Banjarmasin, yang bersangkutan siap menemui para pendemo setelah pukul 13.00 Wita.
Stop Kekerasan Kepada Wartawan
Rabu, 25 Agustus 2010 11:45 WIB