Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Petani Kalimantan Selatan terus berupaya mengembangkan tanaman pangan organik untuk menghasilkan produk pertanian yang aman dan berkualitas tinggi sebagai persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Direktur Pengolahan Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Andjar Rochani pada seminar diseminasi Peraturan Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAI) di Banjarmasin, Jumat mengatakan, pemerintah terus mengupayakan pangan organik ini.
Menurut dia, dengan tersedianya produk-produk organik di pasaran, diharapkan akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan berkualitas tinggi.
Pengembangan pangan organik, kata dia, selain meningkatkan keamanan bagi kesehatan masyarakat, sekaligus meningkatkan daya saing petani, terutama dalam menghadapi MEA.
"Kita akan selalu mendukung petani untuk terus meningkatkan daya saing petani melalui pengembangan pangan organik, untuk menghasilkan produk pertanian berkualitas tinggi," katanya.
Selain itu, kata dia, pangan organik yang kini mulai ditekuni oleh petani dari berbagai daerah di kalimantan selatan, juga akan mampu mendongkrak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, karena nilai jualnya lebih tinggi dibanding produk nonorganik.
Melalui produksi pangan berkualitas tinggi tersebut, kata dia, maka pada pelaksanaan MEA nanti, petani lokal akan jauh lebih siap.
"Bila kita tidak siap, maka sudah bisa dipastikan, produk-produk pangan dari berbagai negara lainnya, akan masuk dengan leluasa ke negara kita," katanya.
Sayangnya, produksi pangan organik ini belum disertai dengan program pemasaran yang baik, sehingga sebagian petani mengaku kesulitan memasarkan produk-produk yang mereka hasilkan.
Salah seorang petani padi organik, Asnan mengatkan, sudah sejak lama petani di Kabupaten Hulu Sungai Utara, menerapkan sisatem pertanian organik dengan memanfaatkan pupuk yang ada di sekitar lingkungan pertanian.
"Sejak dulu kita memang tidak pernah menggunakan pupuk kimia, karena potensi pupuk organik, seperti ilung dan lainnya cukup besar," katanya.
Selain itu, kata dia, kondisi lahan yang merupakan rawa atau lebak, juga sangat menguntungkan untuk pengembangan padi organik ini.
Hanya saja, tambah Asnan, karena tidak mengetahui kemana produk-produk tersebut dijual, akhirnya petani menjual sama dengan beras-beras pada umumnya.