Seoul (ANTARA) - Saham-saham Korea Selatan (Korsel) melemah pada perdagangan Kamis pagi, menyusul pelemahan Wall Street semalam karena melonjaknya angka inflasi AS memicu kekhawatiran bahwa kebijakan moneter mungkin diperketat lebih cepat, sementara won turun dan imbal hasil obligasi acuan naik.
Indikator utama Bursa Efek Korea, Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) merosot 11,32 poin atau 0,39 persen, menjadi diperdagangkan di 2.918,85 poin pada pukul 02.46 GMT.
KOSPI telah naik 1,58 persen sepanjang tahun ini, tetapi anjlok 6,5 persen dalam 30 sesi perdagangan sebelumnya.
Gubernur bank sentral Korea Selatan mengatakan momentum pertumbuhan negara itu tetap solid, seperti yang diperkirakan sebelumnya, berkat peningkatan konsumsi swasta, sementara inflasi akan melebihi ekspektasi sebelumnya untuk saat ini.
Di antara saham-saham kelas berat, raksasa teknologi Samsung Electronics menyusut 0,43 persen dan rekannya SK Hynix turun 0,46 persen, sementara LG Chem terdongkrak 2,44 persen dan Naver merosot 1,33 persen.
Investor asing adalah pembeli bersih saham senilai 65,9 miliar won (55,95 juta dolar AS) di papan utama.
Won dikutip pada 1,185,6 per dolar di platform penyelesaian transaksi dalam negeri, 0,40 persen lebih rendah dari penutupan sebelumnya di 1,180,9. Won telah kehilangan 8,4 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini.
Dalam perdagangan luar negeri, won dikutip pada 1.185,0 per dolar, tak berubah dari hari sebelumnya, sementara dalam perdagangan non-deliverable forward kontrak satu bulannya dikutip pada 1,185,4.
Di pasar uang dan utang, kontrak berjangka Desember pada obligasi pemerintah tiga tahun turun 0,14 poin menjadi 108,60.
Imbal hasil obligasi pemerintah Korea 3-tahun yang paling likuid naik 5,0 basis poin menjadi 1,926 persen, sedangkan imbal hasil obligasi pemerintah Korea 10-tahun yang jadi acuan naik 7,9 basis poin menjadi 2,386 persen.
Saham Korsel ikuti Wall Street melemah, saat lonjakan inflasi AS
Kamis, 11 November 2021 10:54 WIB