Rantau (ANTARA) - Karet di Desa Pantai Walang, Kabupaten Tapin dinilai bagus, harga terbus Rp9.700, petani merasa untung.
"Alhamdulillah, enak aja cari uang Rp100-Rp 150 ribu sehari. Harga karet lumayan bersahabat," ujar Pampam, petani karet.
Dua hari ini harga turun, semula Rp10ribu dijual ke pengepul setempat. Cerita senada dari masyarakat, dalam seminggu harga selalu turun naik, dikisaran Rp8 - Rp10 ribu.
Hamdani Efendi, pengepul karet di desa itu mengatakan, naik turun harga dikisaran itu sudah terjadi sejak dua tahun lalu.
"Dua tahun lalu harga Rp6.500, bisa dikatakan sangat murah," ujarnya.
Beberapa tahun terakhir sampai sekarang, Hamdani, dalam seminggu bisa mengumpulkan tujuh ton karet dari 20 petani, untuk dijual ke salah satu gudang di Kalimantan Tengah dan Kabupaten Tabalong.
"Mayoritas masyarakat di sini memiliki karet. Harga tergantung pembeli di gudang, terkadang ada kalanya kita rugi faktornya penyusutan dan kurang update informasi pasar," ujarnya.
Mayoritas petani, mengharapkan lingkungan kebun dapat terhindar dari limbah batu bara yang dapat merusak tanah dan mengganggu produktifitas. Serta ke depan harga karet dapat lebih tinggi, untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.