Banjarmasin (ANTARA) - Pendidikan dokter gigi di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kalimantan Selatan kini beradaptasi kurikulum di masa pandemi COVID-19, sehingga tetap aktif saat proses perkuliahan hingga produktif dalam mencetak lulusan.
"Jadi kini ada perubahan kurikulum disesuaikan situasi pandemi," terang Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) ULM Dr. Drg. Maharani Laillyza Apriasari, Sp.PM di Banjarmasin, Kamis.
Perubahan paling mendasar yaitu pergantian pasien manusia untuk praktik seperti mencabut gigi, perawatan saluran akar dan lain-lain menggunakan maneken yang disebut dengan phantom.
"Tentunya kami meminimalkan kontak antar manusia untuk mencegah penularan COVID-19. Mengingat rongga mulut yang jadi media praktik dengan manusia sangatlah rentan," jelas Maharani.
Meski begitu, dia memastikan pula pengurangan praktik dengan pasien sebenarnya tersebut tidak serta merta menurunkan kualitas pembelajaran.
"Kompetensi mahasiswa calon dokter gigi tetap terjaga karena kita juga mengharuskan adanya praktik dengan manusia secara langsung bagi pembelajaran tertentu yang tak bisa digantikan dengan phantom," tegasnya.
Berkat modifikasi kurikulum tersebut, FKG ULM pun produktif menghasilkan tenaga dokter gigi di tengah keterbatasan perkuliahan tatap muka selama pandemi.
Tercatat ada 50 dokter gigi yang telah dihasilkan FKG ULM sejak pandemi melanda Indonesia Maret 2020.
Di tahun 2021 saja, tercatat ada 41 orang yang diambil sumpah dokter gigi yaitu 11 orang angkatan ke-23 pada 27 Juli 2021 dan 30 orang di angkatan ke-24 yang dikukuhkan 27 Oktober 2021.
"Bahkan untuk angkatan ke-24 menjadi lulusan terbanyak sepanjang sejarah dari total 253 dokter gigi yang sudah dihasilkan," kata Maharani didampingi Wakil Dekan FKG ULM drg. Irham Taufiqurrahman.