Banjarmasin (ANTARA) - Berbincang soal pelestarian alam, Mohammad Riho yang dikenal sebagai seorang guru sekolah dasar (SD) di Kota Banjarmasin tersebut seakan tak ada habis-habisnya, apalagi jika dikaitkan dengan tanaman yang bisa menjadi bahan pewarna alamiah.
Anggota komunitas subuh warung Halo ini ketika bertemu penulis di komuntas para jemaah sholat subuh di warung bilangan Pasar Lama Banjarmasin ini, langsung mengajak untuk melihat koleksi berbagai tanaman yang mampu mengeluarkan warna, merah, biru, kuning, ungu, coklat, orien dan lainnya.
Ketika ditanya kapan mengetahui perihal tanaman pewarna tersebut, ia mengaku sejak tahun 2009 ada pelatihan mengenai pewarnaan tekstil dari tumbuhan di Banjarmasin, intruktur dari Jogakarta, kala itu walikota Banjarmasin dijabat Yudi Wahyuni.
Sejak itulah warga di bilangan Mulawarman ini mengkoleksi aneka tumbuhan yang bisa menjadi pewarna alam, di sekitaran rumah tinggalnya yang sekaligus sebagai lokasi kerajinan Sasirangan.
Tumbuhan pewarna alam itu, ada yang diambil kulit kayunya, daun, akar, buah, biji, baik dengan cara dipermentasi, direbus, atau diekstrak, tambah lelaki berusia 59 tahun ini.
Ada sekitar 10 macam koleksi tanaman dibilangan rumahnya yanhg sudah lama digunakan sebagai pewarna kain Sasirangan, seperti tanaman indegovera, kayu secang, plamboyan, buah gincu, kayu jati, pohon delima, serta serbuk kayu ulin.
Menggunakan pewarna alam tak membahayakan kulit saat perajin menggunakannya, tidak mencemari lingkungan, dan hasil pewarnaan yang juga lembut dan lebih indah, tambah Mohamamd Ridho yang juga dikenal sebagai seorang suka memanfaatkan tanaman di lahan gambut ini.
Dengan cintanya terhadap tanaman pewarna alam tersebut, iapun mengusulkan kepada pemerintah Banjarmasin untuk membuatkan taman khusus mengkoleksi tanaman pewarna alam.
Maksudnya dengan adanya taman tersebut bukan saja mempercantik kota, juga bisa menjadi lokasi pendidikan bagi anak-anak sekolah bahkan bisa menjadi lokasi penelitian mahasiswa di perguruan tinggi.
Selain itu, tanaman pewarna alam bukan saja dapat digunakan sebagai zat pewarna alami tetapi juga bisa menjadi tanaman obat-obatan.
"Seperti di museum tekstil di Jakarta memiliki ada sebuah taman pewarna alam, dimana tumbuhan bisa menjadi pewarna tekstil, dan itu diminati pengunjung" katanya.
Mohammad Ridho, guru yang mencintai tanaman pewarna
Minggu, 12 September 2021 20:28 WIB