Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Pemkab Kotabaru, Kalimantan Selatan, berencana membentuk lembaga sertifikasi batu akik, untuk menjaga kualitas dan potensi sumber daya alam lokal.
Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian dan Pengelolan Pasar Kotabaru, Mahyudiansyah di Kotabaru, Kamis mengatakan, Kotabaru memiliki banyak potensi batu akik dan sejenisnya yang memiliki kualitas dan tidak kalah menariknya dengan batu-baru dari daerah lain.
"Sebelum potensi itu dieksploitasi dan menjaga nilai-nilai lokal tersebut, perlu dibuat lembaga yang bisa memberikan sertifikasi batu yang dihasilkan dari `Bumi Saijaan`," katanya.
Mahyudiansyah mengakui, saat ini sudah ada kabupaten di Kalimantan Selatan yang memiliki lembaga yang bisa mengeluarkan sertifikasi batu. Sehingga wajar apabila produk yang dihasilkan cukup dikenal di seantero negeri ini.
"Martapura cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahwa daerah tersebut memiliki batu yang khas Kalimantan dan bernilai tinggi. Hal itu didukung dengan adanya sertifikasi yang menujukkan identitas batu yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga di Kabupaten Banjar," terangnya.
Selain menjaga potensi, dengan terbentuknya lembaga sertifikasi akan memudahkan inventarisasi potensi batu yang sudah diolah dan diperjual belikan, serta potensi pendapatan asli daerah (PAD) baru bagi Kotabaru.
Mahyudianysah mengemukakan, Kotabaru terdapat banyak jenis batu yang memiliki ciri khas tersendiri, seperti, batu patikala asal Manggis, Kelumpang Utara. Panca Warna asal Geronggang, Kelumpang Tengah, dan Red Borneo asal Sehapi, Kelumpang Hilir.
Terpisah, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan menginginkan batu permata yang menjadi kekayaan alam provinsi setempat lebih dikenal masyarakat dan semakin mendunia.
"Kami ingin batu-batu permata dari Kalsel lebih dikenal masyarakat dan semakin mendunia," ujar wagub.
Seiring kecenderungan batu yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, Kalsel juga memiliki batu-batu permata yang tidak kalah bagus dan memiliki nilai seninya.
Dia menyebutkan, jenis batu permata asal Kalsel tepatnya dari Desa Pumpung, Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru adalah batu akik yang sudah sejak lama dikenal masyarakat.
"Sekarang, Kalsel juga memiliki batu yang disebut `Red Borneo` atau Merah Borneo sehingga kami ingin batu-batu permata itu dikenal luas hingga manca negara," ungkapnya.
Menurut dia, jenis batu permata asli dari Kalsel itu harus disosialisasikan melalui berbagai media sehingga bisa diketahui pecinta batu permata sampai keluar negeri.
"Kelemahan kita adalah kurangnya sosialisasi mengenai keunikan maupun kekhasan batu sehingga berbagai cara harus dilakukan agar batu permata Kalsel lebih dikenal," ucapnya.
Dia mengatakan, salah satu upaya memperkenalkan batu-batu permata asal "Bumi Lambung Mangkurat" yakni melalui pameran dan kontes batu asal Kalimantan tersebut.
Sementara itu, diperoleh informasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banjar melalui Unsur Pelaksana Teknis (UPT) pada 2006 membentuk Lembaga Pengembangan Dan Sertifikasi Batu Mulia (LPSB).
"Banyak keuntungan yang bisa diperoleh bagi pemilik batu yang sudah ada sertifikatnya. Di antaranya, calon pembeli lebih yakin dan tidak ragu-ragu membeli batu yang sudah bersertifikat, selisih harga batu sejenis satu bersertifikat dan tidak bersertifikat cukup besar," kata warga Banjar, Rizal.
Kotabaru Bentuk Lembaga Sertifikasi Batu Akik
Jumat, 19 Juni 2015 7:54 WIB
Sebelum potensi itu dieksploitasi dan menjaga nilai-nilai lokal tersebut, perlu dibuat lembaga yang bisa memberikan sertifikasi batu yang dihasilkan dari `Bumi Saijaan`,"