Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan seluruh negara saat ini sedang berjuang untuk mulai menyehatkan APBN, setelah keuangan negara bekerja keras menangani COVID-19.
"Semua negara di dunia menghadapi pandemi dan mereka juga telah melakukan kebijakan extraordinary menggunakan APBN-nya," ucap Menkeu Sri Mulyani dalam acara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) IT Summit 2021 secara daring di Jakarta, Rabu.
Karena itu ia berkomitmen akan terus berkoordinasi antar-otoritas pajak seluruh dunia dalam membuat kebijakan yang tepat.
APBN Indonesia, lanjut dia, harus kembali sehat dalam jangka menengah panjang usai dua tahun terakhir telah bekerja luar biasa keras menghadapi COVID-19 dan memulihkan ekonomi.
Menurut Sri Mulyani, salah satu kunci penting bagi konsolidasi fiskal dan penyehatan APBN adalah dengan meningkatkan pendapatan negara, terutama di bidang pajak, sehingga reformasi di bidang perpajakan menjadi penting.
"Kita semua tahu bahwa shock ekonomi yang berasal dari pandemi menjadi salah satu trigger yang penting. Namun hal lain yang perlu dan harus menjadi elemen untuk mendesain reformasi perpajakan adalah munculnya teknologi digital," ujar Sri Mulyani.
Oleh karena itu ia berpendapat dua hal penting dalam reformasi perpajakan yang tidak boleh ditinggalkan adalah reformasi di bidang kebijakan perpajakan dan reformasi di bidang administrasi perpajakan, terutama di dalam menghadapi pandemi dan munculnya revolusi teknologi.
Selain meningkatkan pendapatan negara, pemerintah juga akan melakukan berbagai reformasi di bidang keuangan negara, seperti salah satunya mengevaluasi belanja atau dengan melakukan spending better, serta melakukan pembiayaan negara yang makin inovatif agar APBN bisa sehat kembali.