Tanjung (ANTARA) - Hari ini, 21 April mengingatkan kita pada sosok RA Kartini yang dikenal sebagai pejuang emansipasi perempuan.
Berkat perjuangan Kartini, kini banyak para perempuan Indonesia yang berani menyuarakan, dan memperjuangkan keyakinannya serta terus berkarya untuk Indonesia dan bumi tercinta.Tak terkecuali para perempuan dari Tabalong Kalimantan Selatan ini yang tergabung dalam kelompok Asosiasi Bank Sampah Tabalong (ABSTA) terus berkarya dan berjuang untuk lingkungan.
Salah satu penggiat bank sampah Emy Sulasmi, dikenal sebagai 'Kartini' yang sangat peduli lingkungan ini berani bergerak, berpendapat, berjuang untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap lestari melalui gerakan pengelolaan sampah.
Emy yang juga ketua ABSTA dan pendamping Desa Binaan Adaro ini bersama rekan seprofesinya aktif menggencarkan kegiatan untuk mengelola sampah.
Ia dengan ikhlas berbagi ilmu serta menginspirasi para perempuan untuk berani merubah lingkungan menjadi lebih baik lagi.
“Saya ingin terus menularkan kebaikan, kita yang menghasilkan sampah maka seharusnya bisa mengelola dan bertanggungjawab.
Sampah nantinya berakhir dengan mudarat atau bermanfaat," tutur Emy.
Tak hanya Emy, penggiat lingkungan lainnya Tuty juga anggota ABSTA dan hanya ibu rumah tangga namun mempunyai jiwa sosial tinggi, selalu semangat berkarya dan berkerja walaupun terkadang masih ada orang -orang yang tidak menghargainya.
Melalui Bank Sampah Anggrek Binaan Adaro yang dimotorinya, Ia terus menyuarakan pengelolaan sampah bersama anggotanya.
Termasuk aktif melakukan penanaman pohon sebagai bentuk penghijaun agar lingkungan lebih asri serta penanaman bambu di bantaran sungai untuk menjaga stabilitas tanah dan kualitas air sungai.
Semua itu ia lakukan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun.
“Insya Allah karena tujuan kami bukan materi atau penghargaan, tapi bersih dan hijaunya kampung itu lebih berharga dari pada yang lainnya” tandas Tuti.
Rekan seperjuangan lainnya Sulastri Miati, wanita paruh baya yang jatuh bangun untuk mendirikan bank sampah guna menampung sampah rumah tangga yang masih dapat dikelola dan bernilai meskipun dengan segala keterbatasan sarana & prasarana.
“Dengan pembekalan ilmu serta pendampingan dari Adaro dan juga Dinas, saya beserta beberapa teman lainnya, pada tahun 2017 membulatkan tekad membentuk bank sampah Jangkung Hijau," ungkap Sulatri.
Lebih lanjut ia mengatakan membentuk bank sampah itu mudah, tetapi yang sulit adalah mempertahankan bank sampah selalu aktif dan dapat tumbuh, itu membutuhkan perjuangan yang tiada henti.
Ketiga perempuan ini, merupakan contoh kecil dari Kartini masa kini, para perempuan Indonesia itu pada hakikatnya memiliki semangat pejuang seperti Kartini.
Selamat hari Kartini perempuan-perempuan Indonesia! Terus berkarya dan bersuara untuk Bumi.