Banjarmasin (ANTARA) - Keseriusan Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan untuk melakukan percepatan normalisasi sungai pasca banjir didukung anggaran cukup besar tahun ini, yakni, sebesar Rp10 miliar.
"Kalau tahun-tahun sebelumnya menggunakan anggaran seadanya. Sekarang ada tambahan kekuatan anggaran di bidang sungai untuk normalisasi sungai," ujar Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Banjarmasin Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Jumat.
Menurut dia, alokasi anggaran cukup besar tersebut sebagai keseriusan pemerintah kota supaya aliran-aliran sungai dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat menjadi antisipasi musibah banjir kedepannya.
Musibah banjir besar yang melanda Kota Banjarmasin pada pertengahan bulan awal tahun tadi hingga berlangsung selama satu bulan air baru benar-benar surut membuat pemerintah kota membentuk Satgas Normalisasi Sungai atas Surat Keputusan (SK) Wali Kota.
Berjalannya waktu, kata Doyo, Satgas Normalisasi Sungai menjadi tim normalisasi sungai yang kini di bawah komando Dinas PUPR, tim masih diisi anggotanya yang sama, didukung pihak kepolisian dan tokoh masyarakat.
Yang menjadi tugas khusus tim normalisasi sungai, ungkap dia, menertibkan bangunan jembatan di atas sungai, khususnya yang menjadi prioritas saat ini di sungai Veteran dan Sungai A Yani.
Sebagaimana diketahui, ujar dia, normalisasi sungai di jalan A Yani contohnya tidak hanya dilakukan pengerukan, namun juga menertibkan ratusan jembatan rumah toko dan lainnya yang dinilai mengganggu aliran sungai juga membuat badan sungai menyempit.
Kegiatan ini, ujar Doyo, memerlukan anggaran yang cukup besar, karena harus menurunkan beberapa alat berat, selain penyiringan.
"Semua harus dilakukan cepat dan terukur, kita juga sudah sosialisasi jauh-jauh hari kemasyarakat atas kegiatan ini, sehingga mereka kooperatif membongkar sendiri jembatan mereka yang melanggar badan sungai," terangnya.