New York (ANTARA) - Dolar menguat terhadap mata uang utama lain pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), naik ke level tertinggi satu tahun versus yen, karena peningkatan vaksinasi AS dan paket stimulus besar mendukung ekspektasi pemulihan yang kuat dari pandemi, mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan melonjak ke tingkat tertinggi 14-bulan pada Selasa (30/3/2021) menyentuh posisi 1,776 persen, dan terakhir pada hari itu naik sedikit di 1,727 persen.
Imbal hasil obligasi pemerintah mencapai level tertinggi baru sehari sebelum Presiden Joe Biden akan menguraikan bagaimana dia bermaksud untuk membayar rencana infrastruktur 3 triliun dolar AS hingga 4 triliun dolar AS.
Baca juga: Dolar AS menguat saat investor hati-hati jelang pertemuan Fed
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik di atas angka 93 dan terakhir naik 0,4 persen pada 93,294. Indeks mencapai tertinggi 93,357, level tertinggi dalam empat bulan.
"Optimisme ekonomi telah menjadi pendorong terbesar selama ini dengan pergerakan indeks dolar dari 89 dalam menjadi 93,” kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York.
“Ada sedikit momentum di balik pergerakan itu. Kami telah menembus beberapa level teknis utama di beberapa mata uang utama, termasuk indeks dolar,” tambahnya.
Baca juga: Dolar menguat terkerek kenaikan imbal hasil obligasi AS
Indeks dolar telah meningkat dalam lima dari enam sesi terakhir.
Data AS pada Selasa (30/3/2021) terus mendukung prospek positif di ekonomi terbesar dunia. Laporan menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS naik pada Maret ke level tertinggi sejak dimulainya pandemi COVID-19, sementara harga rumah melonjak dari tahun ke tahun pada Januari.
Mata uang safe-haven dolar juga mendapat beberapa dukungan saat investor mempertimbangkan dampak dari runtuhnya dana investasi Archegos Capital.
Greenback juga naik di atas 110 yen, level yang tidak terlihat sejak Maret tahun lalu, dan terakhir menguat 0,5 persen di 110,35 yen. Dolar berada di jalur untuk bulan terbaiknya sejak akhir 2016.
Analis mengatakan yen juga rentan terhadap ekspektasi inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat daripada di Jepang dan kenaikan imbal hasil jangka panjang AS. Pasangan dolar/yen biasanya memiliki korelasi positif dengan imbal hasil jangka panjang AS.
Sementara itu, euro melemah menjadi 1,1711 dolar, level terendah sejak awal November. Terakhir turun 0,4 persen menjadi 1,1715 dolar.
Pengekangan virus corona yang lebih ketat di Prancis dan Jerman meredupkan prospek jangka pendek untuk ekonomi Eropa. Selisih yang melebar antara imbal hasil obligasi AS dan Jerman menambah tekanan pada euro.
Selisih antara imbal hasil obligasi 10-tahun AS dan Jerman telah melebar terbesar sejak Januari tahun lalu.
Investor akan mengamati dengan cermat daftar gaji nonpertanian bulanan AS pada Jumat (2/4/2021), dengan pembuat kebijakan Federal Reserve sejauh ini mengutip kelonggaran di pasar tenaga kerja atas sikap mereka untuk suku bunga yang lebih rendah dan lebih lama.
"Dalam seminggu ketika pasar merasa sangat optimis tentang rilis gaji yang akan datang, tampaknya sangat mungkin greenback akan menemukan dukungan yang kuat," ahli strategi mata uang Rabobank, Jane Foley menulis dalam sebuah laporan.
Namun, "pasar dalam bahaya karena menilai terlalu banyak risiko inflasi," yang berarti "kami melihat ruang lingkup untuk dolar AS melemah di bulan-bulan mendatang," kata laporan itu.