Jakarta (ANTARA) - PT Sunter Lakeside Hotel Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham atau IPO sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-10 sepanjang 2021.
"Langkah perseroan untuk melakukan IPO di tahun ini merupakan bagian dari langkah perseroan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan, meningkatkan tata kelola perusahaan atau good corporate governance serta membuka akses lebih luas terhadap sumber pendanaan di pasar modal," kata Direktur Utama PT Sunter Lakeside Hotel Tbk Sapto Utomo Hidajat di Jakarta, Senin.
Emiten berkode saham SNLK tersebut melepas 150 juta saham atau 33,33 persen seluruh total modal disetor penuh setelah IPO.
Saham baru tersebut ditawarkan dengan harga penawaran sebesar Rp150 per saham sehingga jumlah keseluruhan dana IPO yang terkumpul sebesar Rp22,5 miliar.
Saham SNLK ditetapkan pula oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai efek syariah. Dengan keputusan tersebut maka saham SNLK masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES).
Baca juga: IHSG Senin menguat 10,01 poin
Sapto menambahkan, penggunaan dana IPO akan digunakan untuk pengembangan hotel yang dilakukan secara bertahap sesuai strategi bisnis perseroan, yaitu melalui pengembangan fasilitas utama dan fasilitas penunjang hotel serta digunakan dalam Program Long Stay Rooms yang akan mengkonversi 100 kamar menjadi kamar "long stay".
"Kami melihat adanya peluang permintaan yang terus bertumbuh dari pelayanan yang bersifat jangka panjang atau long stay di mana hotel kami memiliki banyak keunggulan dari fasilitas yang tersedia dibandingkan dengan kompetitor yang menawarkan fasilitas sejenis," ujar Sapto.
Pihak yang bertindak selaku penjamin pelaksana rmisi dalam IPO perseroan adalah PT Victoria Sekuritas Indonesia.
Direktur PT Victoria Sekuritas Indonesia R.A. Wisnu Widodo, menyatakan bahwa proses bookbuilding dan penawaran umum telah berjalan dengan lancar.
"Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO Perseroan tersebut menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada industri perhotelan dimana perseroan bergerak saat ini," ujar Wisnu.
Masa penawaran umum yang berlangsung selama tiga hari sejak 19 hingga 23 Maret 2021 telah memperoleh sambutan yang positif dari investor pasar nodal dimana pada masa penawaran IPO SNLK telah terjadi kelebihan permintaaan atau oversubscribed sebanyak 3,04 kali dari total saham IPO SNLK atau oversubscribed sebanyak 205 kali dari porsi pooling.
Pada perdagangan perdana, saham SNLK terpantau naik 52 poin atau 35 persen alias menyentuh batas Auto Rejection Atas (ARA) ke posisi Rp252 per saham.
Baca juga: IHSG berpotensi naik ikuti penguatan bursa global
Sunter Lakeside Hotel melantai di bursa
Senin, 29 Maret 2021 12:24 WIB