Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djaelani mengatakan potensi industri asuransi di Indonesia untuk berkembang sangat mungkin terjadi.
"Saat ini penetrasi asuransi Indonesia terhadap PDB masih di bawah dua persen," katanya, dalam acara perayaan puncak Hari Asuransi di Jakarta, Minggu.
Firdaus mengatakan walaupun penetrasinya masih tergolong kecil, namun industri asuransi memiliki potensi luar biasa, sehingga peran asuransi dalam perekonomian harus semakin ditingkatkan.
"Hal tersebut berdasarkan data bahwa pemegang polis asuransi di Indonesia cukup banyak, yaitu 60 juta pemegang polis," ucapnya.
Firdaus berharap agar penetrasi asuransi Indonesia terhadap PDB yang saat ini sebesar dua persen dapat meningkat hingga lima persen dalam beberapa tahun ke depan.
Berdasarkan data Dewan Asuransi Indonesia (DAI), pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif belum mampu meningkatkan perkembangan industri asuransi.
Sekitar 240 juta penduduk Indonesia, hanya 18 persen atau 43,2 juta orang yang mengerti dan memahami asuransi. Sedangkan yang merasakan produk asuransi hanya 12 persen atau 28,8 juta orang.
"Penyebabnya adalah karena minimnya literasi asuransi atau belum sadarnya masyarakat terhadap pentingnya asuransi," tutur Ketua DAI Hendrisman Rahim.
Dewan Asuransi Indonesia (DAI) menggelar perayaan puncak Hari Asuransi (Insurance Day) 2014 di Kawasan Bebas Kendaraan Bermotor, Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, dengan tujuan agar masyarakat lebih paham tentang asuransi dan perencanaan finansial.
Menurut Ketua Panitia Insurance Day 2014 Harry Purwanto, peningkatan pemahaman finansial terutama literasi asuransi penting untuk lebih meningkatkan penetrasi asuransi Indonesia./e
Industri Asuransi Memilik Potensi Besar Untuk Berkembang
Senin, 10 November 2014 16:06 WIB