Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan siap mendukung pemasaran industri ikan gabus atau haruan yang kini sedang dikembangkan oleh pengusaha perikanan Pemkab Banjar bersama dengan pondok pesantren di sekitar wilayah tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan Pemprov Kalsel Birhasani saat meninjau lokasi budi daya Haruan di Desa Tambak Sirang Laut Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar, Rabu mengatakan, upaya pengembangan ikan haruan diharapkan akan mampu menekan inflasi yang terjadi di Kalsel saat ini.
"Selama ini, ikan haruan selalu menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya inflasi, karena permintaan yang cukup banyak, sementara persediaan yang terus berkurang," katanya usai meninjau sentra budi daya ikan haruan milik Habib Zulfadli Assegaf di Kabupaten Banjar bersama Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Kalsel.
Sebagaimana diketahui, ikan haruan menjadi makanan favorit warga Kalsel, bahkan ikan haruan menjadi menu wajib untuk lauk nasi kuning, Ketupat Kandangan maupun lontong, yang menjadi makanan khas warga kalsel.
Tingginya permintaan yang tidak diimbangi dengan produksi, membuat ikan yang sulit untuk dibudi daya tersebut, harganya menjadi sangat mahal di pasaran, per kiligramnya bisa mencapai Rp60 ribu bahkan lebih.
Birhasani berharap, budi daya ikan haruan milik Habib Zulfadli Assegaf atau biasa dipanggil Habib Zain seluas lima hektare tersebut, akan mampu memenuhi kebutuhan ikan di Kalsel bahkan di luar provinsi.
"Kami siap mendukung promosi dan pemasaran, bila ikan haruan tersebut telah diproduksi menjadi berbagai makanan olahan," katanya.
Menurut dia, tingginya kandungan protein dan albumen yang ada di ikan haruan, membuat permintaan ikan haruan cukup tinggi dari berbagai daerah.
Pengusaha budi daya ikan Kalimantan Selatan, Habib Zien mengatakan, dia menargetkan persiapan kawasan sentra pembibitan dan pembesaran ikan lokal haruan selesai akhir Desember 2020.
Menurut Habib, pihaknya sedang mempersiapkan pembuatan sebanyak seribu kolam indukan haruan yang terbagi dari 200 kolam dengan ukuran 2 x 3 meter ditambah 300 kolam yang menggunakan terpal dan 500 kolam dari gorong-gorong.
Selain itu, juga akan dibangun sebanyak 300 kolam pembesaran untuk selanjutnya siap dipanen.
Nantinya, tambah dia, tiap kolam akan diisi satu pasang induk haruan dengan berat minimal ½ kilogram per ekor dan masing-masing indukan bisa menghasilkan 5 hinga 10 ribu ekor haruan per bulan.
"Dari total kolam dan indukan yang dikembangkan tersebut, diperkirakan akan mampu menghasilkan 10 juta ekor per bulan," katanya.