Jakarta (ANTARA) - Bank Mandiri menyalurkan kredit mencapai Rp42,6 triliun yang bersumber dari penempatan dana negara sebesar Rp15 triliun hingga 30 September 2020 untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Kami terus komitmen mendukung PEN di mana dari Rp15 triliun, kami sudah salurkan menjadi Rp42,6 triliun ke berbagai segmen,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pada paparan kinerja kuartal III-2020 secara virtual di Jakarta, Senin.
Ia merinci kucuran kredit diberikan kepada pelaku UMKM sebanyak 132.939 dengan nilai pencairan mencapai Rp21,4 triliun.
Sisanya, lanjut dia, untuk 40 debitur non-UMKM yakni perdagangan besar atau wholesale dan sektor padat karya dengan nilai mencapai Rp21,2 triliun.
Menurut dia, serapan paling besar dari kredit tersebut adalah sektor pengolahan mencapai Rp14,9 triliun, perdagangan mencapai Rp11,5 triliun, pertanian dan kehutanan Rp4,8 triliun, konstruksi mencapai Rp1,5 triliun dan lainnya mencapai Rp9,9 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri salurkan kredit Rp871,7 triliun semester I-2020
Ia menjelaskan fokus utama bank BUMN ini adalah mendorong perekonomian nasional yakni segmen usaha kecil menengah (UKM).
“Ini merupakan satu inisiatif yang akan kita jaga momentumnya. Apabila diperlukan harus mendorong karena PEN itu mungkin kami gunakan likuiditas Bank Mandiri, kami juga jaga pertumbuhan nasabah existing yang punya perencanaan pengembangan korporasi termasuk value chain nasabah besar,” katanya.
Secara keseluruhan, pertumbuhan kredit bank BUMN ini ditargetkan hingga tutup tahun ini diperkirakan mencapai 3-4 persen.
Hingga kuartal III-2020, realisasi penyaluran kredit sudah mencapai Rp873,7 triliun atau tumbuh 3,79 persen dibandingkan periode sama pada 2019 yang mencapai Rp841,8 triliun.
Baca juga: Bank Mandiri komitmen pimpin pasar sindikasi Indonesia
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dikumpulkan konsolidasi BUMN ini pada masa pandemi tumbuh 14,92 persen mencapai Rp1.024,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu mencapai Rp891,2 triliun.