Jakarta (ANTARA) - Psikolog klinis anak dan keluarga dari Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima merekomendasikan Anda menerapkan perilaku “SABAR” untuk menjaga kesehatan jasmani dan mental di masa krisis pandemi COVID-19 saat ini.
SABAR adalah akronim untuk sempatkan waktu bersama orang-orang tersayang, atur ekspektasi, berbuat baik pada diri sendiri, aplikasikan gaya hidup sehat dan rutinitas yang terjaga.
Pertama, sempatkan meluangkan waktu berkualitas bersama orang-orang tersayang. Penelitian menunjukkan, jika Anda memiliki hubungan yang bermakna atau ikatan emosional positif dengan orang lain bisa menjadi salah satu cara menjaga kesehatan mental Anda.
“Atau mempertahankan ring satu kita (keluarga misalnya) menjadi salah satu cara menjaga kesehatan mental kita. Penelitian ini dari Harvard, 80 tahun longitudinal, mereka mengikuti orang dari muda sampai senior, bahwa hubungan yang meaningfull dengan teman atau keluarga penting untuk kebahagiaan hidup,” ujar Saskhya dalam webinar "Sehat Jiwa untuk Semua", Sabtu.
Kemudian, atur ekspektasi dan pemikiran Anda. Ada hal-hal yang bisa Anda kontrol dan di luar kendali Anda. Sebaiknya fokus pada hal yang bisa Anda lakukan ketimbang selalu mengeluh.
Berikutnya, berbuat baik pada diri sendiri. Saskhya menyarankan, setiap sebelum tidur atau saat bangun di pagi hari, bertanyalah pada diri apa saja yang sudah dilakukan selama satu hari untuk membuat Anda bahagia. Menurut dia, terkadang hal semacam ini luput dari Anda lantaran terlalu berpaku pada kebutuhan orang lain.
Selanjutnya, aplikasikan gaya hidup sehat. Menurut studi, pola makan berpengaruh pada emosi dan pemikiran seseorang. Sebanyak 90 persen hormon kecemasan berasal dari usus. Menurut Saskhya, pola makan sehat tidak hanya berpengaruh pada imunitas fisik tetapi juga mental.
Hal terakhir yang menjadi rekomendasi pakar kesehatan agar mental dan fisik Anda terjaga selama pandemi, melanjutkan rutinitas.
“Jangan karena kita di rumah, bangun jam berapa saja, enggak mau ini, itu. Usahakan menjaga rutinitas karena otak kita suka sesuatu yang bisa diprediksi. Kalau situasi pandemi sekarang tidak bisa diprediksi, kita akan cemas terus. Cari yang bisa kita prediksi yaitu melakukan rutinitas kita sendiri,” demikian kata Saskhya.
pola hidup sehat
Khusus untuk menjaga pola gaya hidup sehat, dokter umum RS Pondok Indah (RSPI) – Pondok Indah, I Made Tirta Saputra kepada ANTARA beberapa waktu lalu, menjelaskan hal itu mencakup makanan bergizi yang Anda konsumsi secara seimbang termasuk konsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin B, vitamin C, zinc dan vitamin D untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Sementara, dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah – Puri Indah, Raissa Edwina Djuanda melalui pesan elektroniknya menyebutkan, sejumlah makanan sumber vitamin C antara lain: jambu biji, kiwi, jeruk, cabai, paprika, brokoli, bayam. Sementara makanan yang merupakan sumber vitamin D yakni telur, ikan, susu atau bahan makanan yang sudah terfortifikasi, jamur.
Sumber vitamin D juga bisa didapatkan dari sinar matahari. Anda bisa berjemur selama 10-15 menit per hari, namun tak perlu sampai melepas pakaian. Pastikan seluruh tubuh mendapatkan paparan sinar matahari.
Dermatolog dr. Nana Novia Jayadi, Sp.KK menyebutkan sinar matahari yang bisa menyebabkan kulit gosong akibat tingginya radiasi UVA dan UVB secara umum rata-rata pada jam 11.00 sampai jam 14.00,
Oleh sebab itu mungkin bisa hindari berjemur terlalu lama pada jam-jam itu.
Sinar matahari memiliki tiga jenis sinar radiasi yakni ultra violet A (UVA) dengan gelombang panjang, ultra violet B (UVB) dengan gelombang pendek, dan ultra violet C (UVC) dengan gelombang sangat pendek.
"Semakin pendek gelombang, semakin besar tingkat radiasi yang bisa merusak kulit. Jadi di antara semua sinar ultra violet, UVC adalah yang paling merusak kulit. Jika terpapar sinar matahari terlalu lama, UVA akan menembus lapisan kulit lebih dalam dan dapat menyebabkan penuaan kulit berupa keriput dan noda hitam," kata dermatolog dr. Nana Novia Jayadi, Sp.KK.
hidrasi
Pengaplikasian gaya hidup sehat juga berkenaan dengan hidrasi. Perhatikan juga kecukupan asupan air harian Anda. Made merujuk pada menurut Institute of Medicine’s Food and Nutrition Board, merekomendasikan asupan 2,7 liter air untuk wanita dan 3,7 liter bagi pria. Minumlah, 1-2 gelas setiap bangun tidur untuk mengganti cairan tubuh yang hilang saat tidur, dan sebelum tidur malam untuk meningkatkan kualitas tidur.
“Namun jangan berlebihan mengonsumsinya ya karena justru akan membuat Anda bangun tidur saat dini hari karena rasa ingin buang air kecil yang tidak tertahankan,” tutur Made.
Bukan hanya pola makan, Anda juga perlu mendapatkan istirahat minimal 6-7 jam sehari, mengelola stres, serta rutin berolahraga agar imunitas baik. Khusus untuk olahraga, dokter spesialis kedokteran olahraga, Michael Triangto merekomendasikan Anda memilih yang berintensitas ringan hingga sedang dan tetap kenakan masker karena tidak akan mempersulit sistem pernapasan.
Terkait masker, gunakan yang berbahan kain katun dua lapis. Praktisi klinis dan relawan COVID-19, Muhamad Fajri Adda’i menyarankan bahan katun cult karena memiliki kerapatan 180 benang per inci dengan ketebalan 0,5 cm sehingga mampu menyaring partikel besar dan kecil. Jika memungkinkan, Anda bisa menggunakan masker bertanda Standar Nasional Indonesia (SNI).
Kemudian, saat berada di luar rumah jagalah jarak dengan orang lain setidaknya dua meter dan mencuci tangan usai serta sebelum berkegiatan. Fajri mengatakan, saat sulit menerapkan jarak sosial misalnya karena berada di kendaraan umum, usahakan jangan banyak berbicara sehingga droplet atau tetesan pernapasan Anda tak tersebar.