Kasat lantas Polres Hulu Sungai Utara (HSU) Iptu Jumadiono melalui Kanit Dikyasa Bripka Dwi Hartono di Desa Sarang Burung, Rabu mengatakan kasus lakalantas justru lebih banyak dari kasus COVID 19.
"Justru kasus kecelakaan lalu lintas lebih banyak dari kasus COVID 19, bahkan kasus lakalantas di Indonesia berada diurutan kelima terbanyak di dunia setelah Amerika, Afrika, Cina dan India," ujar Dwi.
Dwi mengatakan, setiap kasus lakalantas selalu didahului oleh pelanggaran lalu lintas, seandainya pengendara mobil atau motor mematuhi peraturan dan rambu lalu lintas maka kasus lakalantas bisa dihindari.
Disinilah, katanya, pengemdara perlu mengantongi Surat Ijin Mengemudi (SIM) agar bisa diketahui kemampuannya dalam mengemdarai dan mengetahui peraturab berlalu lintas.
"Syarat membuat SIM harus menyerahkan KTP karena disana terdapat data kependudukan, sehingga anak yang belum cukup umur tidak boleh dapat SIM dan mengendarai kendaraan bermotor," terangnya.
Dwu menyebut banyak kasus lakalantas justru terjadi pada korban usia produktif atau remaja. Para remaja dan anak-anak tidak diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor karena belum stabil secara emosional dan kejiwaan.
Memberikan sosialisasi tentang lalu lintas di Desa Sarang Burung Kecamatan Danau Panggang pada program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 109, Dwi mengingatkan warga desa juga perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan berlalu lintas, memiliki SIM karena warga desa sewaktu waktu juga pasti bepergian ke kota atau antar provinsi.
Acara sosialisasi lalu lintas di buka dan dihadiri wakil komandan Satgas TMMD Kapten Inf Eko Wibowo dan Kasatlantas Polres HSU Iptu Jumadiono.
Pada kesempatan itu, pejabat Satlantas Polres HSU membagikan secara gratis sebanyak lima buah helm kepada warga yang berpartisipasi mengajukan pertanyaan seputar lalu lintas.
Tidak hanya dihadiri kaum pria, sosialisasi juga diikuti beberapa kaum perempuan desa bahkan satu ibu yang menjawab betul pertanyaan dari nara sumber berhasil membawa pulang satu buah helm.
