Banjarmasin (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Budi Suryadi mengatakan kehadiran Badan Riset dan Inovasi Daerah sangat dinanti di Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk pengembangan riset dan invasi di daerah itu.
"Saatnya Badan Riset dan Inovasi Daerah digagas untuk didirikan dalam rangka memperkuat sinergi antar-lembaga dalam pengembangan inovasi di daerah ini," katanya di Banjarmasin, Selasa.
Menurut Guru Besar Bidang Sosial dan Politik ULM itu, berdirinya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di tingkat pusat sejatinya harus dibarengi dengan terbentuknya Badan Risetdan Inovasi Daerah di tingkat daerah.
Sehingga badan tersebut dapat memperkuat dan mendorong agar tercipta inovasi di daerah yang dapat berguna bagi kesejahteraan masyarakat.
Diungkapkan Budi, Kalsel sudah memiliki dua badan penelitian dan pengembangan daerah yang posisinya ada di pemerintah provinsi dan Pemerintah Kabupaten Balangan.
"Jadi cukup mengubah badan penelitian dan pengembangan daerah yang sudah ada ini menjadi Badan Riset dan Inovasi Daerah," jelasnya.
Dia mengatakan banyak teknologi masyarakat maupun kearifan lokal yang terabaikan di daerah dikarenakan tidak punya ruang untuk dikembangkan lebih baik dan berguna bagi generasi masa akan datang.
Untuk itulah, kata dia, Badan Riset dan Inovasi Daerah akan sangat membantu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam mendorong perkembangan inovasi daerah, sehingga Bappeda tidak sekadar punya kemampuan merencanakan pembangunan tetapi juga punya kemampuan membangun inovasi yang berdaya saing nasional maupun internasional.
"Penelitian yang direncanakan Bappeda tidak selesai hanya dalam bentuk kertas tetapi selesai dalam bentuk inovasi yang berkelanjutan. Semua inovasi dikelola sentral oleh Brinda dengan program yang lebih terarah terkait riset pengembangan inovasi. Kemudian yang pasti tidak terjadi tumpang tindih penelitian atau duplikasi," ujarnya.