Amuntai (ANTARA) - Pengurus pusat Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) memberi kesempatan kepada tenaga pendidik yang bertugas di daerah Terdepan, Tepencil dan Tertinggal (3T) di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan untuk membagikan pengalamannya disaluran Himpaudi TV.
Melalui acara bertajuk "Gerakan Keluarga mendaftarkan anak ke PAUD dan guru pejuang di atas air, PAUD from home di masa pandemi covid 19 di Kabupaten Hulu Sungai Utara turut disaksikan Ketua Pengurus Pusat Himpaudi Netty Herawati.
Bupati dan Bunda PAUD HSU sengaja menghadirkan tiga orang pengelola atau pendidik PAUD dari kawasan terpencil (3T) di Kecamatan Paminggir untuk ikut dalam acara Talk Show di Mess Negara Dipa yang ditayangkan live streaming via Zoom di Mess Negara Dipa Kota Amuntai, Kamis (16/7)
Pembawa acara Himpaudi TV Nila Kusuma Ningtias mengaku sampai merinding mendengar penuturan tiga orang pengelola PAUD di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalimantan Selatan.
"Saya merinding mendengar penuturan guru PAUD yang mendatangi anak didiknya menggunakan sampan, soalnya saya tidak bisa berenang," ujar Nila.
Nila juga menyebut para pendidik PAUD di daerah terpencil sebagai pejuang pendidikan karena mereka mau bersusah payah menjalani profesi pendidik PAUD ditengah medan yang begitu sulit.
Pengelola PAUD Al Madina Kecamatan Paminggir Patdrawati menuturkan jika menuju ke lembaga PAUD atau mendatangi rumah anak didik hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sampan dan perahu motor.
'Daerah kami dikelilingi perairan rawa yang seratus persen air, sehingga harus menggunakan perahu untuk mendatangi sekolah atau kerumah anak didik," kata Patdrawati.
Pada masa Pandemi.COVID 19 saat ini , katanya, anak didik dan orang tuanya hanya diminta satu kali datang ke sekolah untuk orientasi pengenalan guru dan lingkungan sekolah, setelah para guru yang mendatangi ke rumah siswa.
Para guru PAUD di Paminggir mendatangi ruman siswa menggunakan sampan atau perahu karena hampir setiap rumah warga dipisahkan oleh perairan rawa, hanya sebagian terhubung oleh titian.
Pendidik lainnya Margarewati di PAUD Harapan Mulia di Paminggir mengaku senang mendidik anak-anak di daerah terpencil karena orang tua dan anak-anak antusias mengikuti pendidikan.
Lembaga PAUD didaerah terpencil ini, kata Margareta menjadi satu-satu hiburan bagi anak-anak untuk berkumpul dan bercengkrama serta bermain meski dimasa Pandemi COVID 19 hal itu sudah tidak bisa mereka lakukan lagi.
Namun kendala yang dihadapi para pendidik PAUD sebagaimana dituturkan pengelola Kelompok Bermain Syafa'at di Paminggir, Alfian Noor, yakni ketiadaan sinyal handpone dan medan lingkungan yang berat berupa perairan rawa.
"Sehingga kami tidak bisa mengajar live steraming atau melalui WA group sehingga kami mendatangi anak didik kerumah rumah mereka menggunakan perahu," katanya.
Ketiga tenaga pendidik PAUD ini sama-sama bersemangat mendidik di kawasan terpencil berkat kepedulian orang tua dan anak didik mengikuti pendidikan di lembaga PAUD.
"Alhamdulillah, Himpaudi TV memberikan kesempatan bagi pendidik daerah 3T untuk berbagi kisah dan pengalaman, semoga ini bisa menginspirasi tenaga pendidik PAUD lainnya di seluruh Indonesia untuk berjuang mencerdaskan anak didik," ujar Bunda PAUD Anisah Rasyidah Wahid.
Anisah mengatakan, para pendidik PAUD didaerah 3T di Kabupaten HSU mengabdi di kawasan perairan rawa di Kecamatan Paminggir, dimana transportasi hanya bisa menggunakan perahu atau sampan.
"Di Kecamatan Paminggir ada 10 kelompok bermain yang terbagi di tujuh desa, dengan 87 pendidik PAUD," katanya.
Kepada tenaga pendidik di daerah terpencil Pemerintah daerah HSU memberikan insentif lebih besar serta kesempatan yang sama dengan pendidik PAUD di kecamatan lain dalam mengikuti jenjang pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan SDM.
Dokumen tayangan Talk Show ini bisa disaksikan di channel youtube Himpaudi TV sesuai tanggal pelaksanaan live streamingnya karena Himpaudi TV tayang hampir setiap hari.