Banjarmasin (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Banjarmasin meniadakan gelar pasar murah dalam rangka meringankan beban kebutuhan warga dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan 1441 H.
"Baru sekali sempat kita gelar pasar murah di Kelurahan Sungai Miai Banjarmasin Utara, selanjutnya kita stop sementara," ujar Plt Kepala Disperindag Kota Banjarmasin Norbiansyah di Banjarmasin, Jumat.
Menurut dia, dihentikannya gelar pasar murah ini dikarenakan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona atau COVID-19.
"Untuk menghindari terjadinya kerumunan, karena aturan PSBB kan demikian," tuturnya.
Norbiansyah juga mengungkapkan, karena adanya penyaluran bantuan sembako dari pemerintah kota, hingga tidak cocok adanya pasar murah secara bersamaan.
"Kan pasar murah ada biayanya, kalau bantuan dari pemerintah kota kan gratis, nanti ada dugaan macam-macam," paparnya.
Baca juga: Disdag Kalsel terapkan pasar murah dari rumah ke rumah
Baca juga: 2.000 paket disiapkan operasi pasar murah HSS melalui distribusi tertutup
Baca juga: Disperindag Banjarmasin siapkan operasi pasar murah
Namun yang pasti gelar pasar murah ini akan bisa dilaksanakan lagi usai PSBB, di mana PSBB di Banjarmasin diperpanjang hingga 21 Mei ini.
"Kemungkinan kalau sudah dekat hari raya tidak digelar lagi," ujarnya.
Sebenarnya, ucap dia, dijadwalkan sebanyak 23 titik atau kelurahan akan digelar pasar murah ini, namun hanya sempat sekali, karena harus distop lantaran ada penerapan PSBB sejak 24 April atau awal Ramadhan lalu.
"Kalau barang sudah tersedia, bahkan lokasi akan digelarnya sudah ada ke-23 titik itu, tapi harus dimaklumi kita sedang berupaya untuk menerangi virus Corona, hingga tidak boleh ada kerumunan, di mana pasar murah pasti terjadi itu," terangnya.
Menurut dia, gelar pasar murah ini bekerja sama dengan distributor, di mana biaya subsidi untuk barang yang dijual dari sumbangan perusahaan pada Corporate social responsibility (CSR).
"Jadi satu paket yang berisi minyak dua liter dan gula dua kilogram itu hanya dijual Rp33 ribu, karena disubsidi sebesar Rp15 ribu," pungkasnya.