Oleh Ulul Maskuriah
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Cuaca buruk dan gelombang tinggi yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini di Laut Jawa membuat harga sayur mayur di pasar tradisional Banjarmasin,Kalimantan Selatan,melambung.
Salah seorang pedagang sayur di pasar Lima Banjarmasin, Masriah, Jumat mengatakan, sejak satu pekan terakhir, sayur mayur asal Surabaya terpaksa didatangkan dengan pesawat.
"Hampir satu minggu ini tidak ada kapal datang, sehingga terpaksa kita mendatangkan sayur mayur dengan pesawat," katanya.
Kondisi tersebut, tambah dia, membuat biaya angkut juga melambung tinggi, sehingga mau tidak mau harga sayur mayur juga harus disesuaikan untuk menutupi ongkos kirim.
Beberapa sayur mayur yang naik yaitu kol atau kubis sebelumnya Rp8 ribu menjadi Rp15 ribu per kilogram, kentang naik seribu rupiah sebelumnya Rp12 ribu menjadi Rp13 ribu per kilogram.
Wortel, sebelumnya Rp12 ribu per kilogram menjadi Rp20 ribu per kilogra, bawang prei sebelumnya Rp20 ribu menjadi Rp30 ribu per kilogram.
Sedangkan bawang merah, relatif stabil karena pedagang sebelum terjadi gelombang tinggi, telah mengantisipasi dengan menambah stok bawang merah dan bawang putih.
Salah seorang pedagang besar bawang merah dan bawang putih di pasar Lima M Noor mengatakan, sebelum terjadi gelombang besar, pihaknya telah mendatangkan bawang merah hingga 100 truk.
Jumlah tersebut, kata dia, mampu memenuhi kebutuhan bawang Kalsel hingga sepuluh hari ke depan, begitu juga dengan bawang putih.
Stok yang cukup banyak tersebut, kata dia, membuat para pedagang tidak bisa mendongkrak harga, sehingga harga kedua komoditas tersebut relatif stabil.
"Untuk bawang merah berkisar antara Rp16 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram, sedangkan bawang putih sekitar Rp8.500 per kilogram, sehingga relatif terjangkau," katanya.
Sebelumnya, Kantor Syahbandar dan Otoriras Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kembali mengingatkan dan mengeluarkan larangan untuk berlayar, karena cuaca buruk dan gelombang tinggi, yang mencapai 3-4 meter sehingga membahayakan pelayaran.
Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Trisakti, Hapid Budiman di Banjarmasin, mengungkapkan, larangan berlayar tersebut dikeluarkan sejak empat hari lalu.
"Gelombang saat ini sangat membayakan pelayaran, sehingga seluruh kapal, baik batu bara, roro serta pelayaran rakyat, tidak ada yang boleh berlayar," katanya.
Hingga kini, tambah dia, belum diketahui secara pasti sampai berapa lama larangan berlayar tersebut akan diberlakukan, namun berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika, pada 21 Januari akan menjadi puncak tinggi gelombang.