Banjarmasin (ANTARA) - Komunitas Teratai Kota Banjarmasin yang diketuai Nurul Aulia Badar, Sabtu siang berkumpul di Banjarmasin, untuk menyusun program dan rencana aksi dan sepakat menyatakan teratai bukanlah gulma yang menjadi masalah, melainkan tanaman hias dan bernilai ekonomi.
Pernyataan teratai adalah bernilai ekonomis setelah memperoleh berbagai pernyataan dari 23 anggota komunitas yang hadir saat itu, dan sepakat teratai harus dilindungi kalau perlu dikembangkan lebih luas di tengah masyarakat.
"Teratai selain indah dan bisa menjadi tanaman hias, juga buahnya bisa diolah penganan, dan tangkai bunga bisa dibuat sayuran, berarti teratai bernilai ekonomis," kata Akhmat Arifin anggota komunitas tersebut.
Ia mencontohkan saja di berbagai daerah seperti di Amuntai banyak penganan atau kue yang bahan bakunya terbuat dari teratai, seperti walatih.
Sementara Mohammad Ary yang dalam organisasi duduk sebagai pelindung menyebutkan, saatnya produk berasal dari teratai menghiasi gerai-gerai atau kedan cinderamata untuk memberikan nuansa lain bagi pendatang ke daerah ini, kalau perlu kedai itu berada di Bandara Syamsudin Noor.
Karena teratai bernilai ekonomi menurutnya sudah selayaknya diperhatikan lebih serius lagi, dan untuk membangkitkan kecintaan terhadap teratai kalau perlu komunitas ini menggelar sayembara mengolah penganan atau kue yang bahannya terbuat dari teratai.
Berkaitan dengan menanamkan kecintaan terhadap teratai ia juga menyarankan harus ada seminar yang mengangkat nilai ekonomis dari teratai, atau digelar lomba fotografi objek teratai serta lomba penulisan yang menggali manfaat teratai.
Jika semua masyarakat sudah sepakat teratai bermanfaat maka teratai yang ada di alam harus dipelihara, dan lahan kosong bisa ditanami teratai untuk memperindah kota atau wilayah, selebihnya bisa untuk bahan sayuran dan penganan itu tadi.
Tetapi dalam waktu dekat komunitas ini segera menggelar aksi penanaman massal teratai, dengan lokasi yang disepekati, dan kalau disetujui adalah di lokasi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan Universitas Islam negeri (UIN) Antasari.
Selain itu komunitas juga akan masuk sekolah-sekolah lalu melakukan aksi penamaman di sekolah-sekolah yang ada kolamnya seraya mengedukasi dalam upaya menanamkan kecintaan generasi muda terhadap tanaman yang selama ini dinilai sebagai gulma tersebut.
Ketua Komunitas yang juga Kepala Biro LKBN ANTARA Kalsel, Nurul Aulida Badar ini mengaku gembira begitu antusias anggota komunitas untuk penyelematan teratai dan untuk aksi lapangan sebagai bukti keseriusan memperindah kota ini dengan teratai.
Untuk kedepan ia berusaha mencari pihjak ketiga yang cinta lingkungan untuk berkolaborasi menciptakan kawasan ini indah dengan teratai, khususnya Banjarmasin yang dikenal sebagai kota sungai sudah selayaknya dihiasi warna warna dengan bunga teratai.
Perlu diketahui belum lama tadi berapa orang warga Kota Banjarmasin membentuk perkumpulan orang yang cinta akan tanaman teratai, yang menamakan diri sebagai Komunitas Teratai Banjarmasin (KTB), sekaligus berkeinginan menciptakan Kota Banjarmasin yang indah dengan aneka warna warni bunga teratai.
Pembentukan tersebut dipelopori pak Nurul Aulia Badar. lahirnya keinginan membentuk komunitas tersebut setelah melihat banyaknya tanaman teratai yang tumbuh di sungai-sungai dalam Kota Banjarmasin.
Teratai yang bertebaran tersebut terkesan kurang terawat malah sebagian besar kawasannya justru di tebas untuk dimatikan, padahal sudah terbukti memberikan keindahan di kawasan tersebut.
Ia enggan memberikan contoh kawasan sungai yang tadinya banyak teratai kini malah dimatikan teratainya, ia sendiri kurang paham kenapa teratai itu dimatikan di sungai Banjarmasin, bahkan yang menebas tanaman tersebut justru sebagian dari para petugas pembersih sungai itu sendiri.
Padahal itu anugerah, sungai sudah ditumbuhi teratai kenapa tidak dipelihara saja, boleh ditebas tetapi jangan semuanya, cukup diatur supaya lebih indah, yang ditebas atau dibersihkan seharusnya hanya tanaman gulma yang hidup di sungai tersebut.
Indahnya teratai
Padahal di berbagai daerah lain, teratai dipelihara untuk mempercantik suatu kawasan, menjadi objek wisata, dan bahkan dibelahan dunia lain teratai diagungnya, dijadikan ikon kota.
Oleh karena itu, menurut Nurul Aulia Badar ia merasa terpanggil membentuk komunitas pecinta teratai harapannya akan melakukan aksi penanaman dan pemeliharaan teratai sekaligus untuk memberikan edukasi begitu pentingnya sebuah teratai sebagai tanaman hias di perairan.
Apalagi kota Banjarmasin dikenal sebagai Kota Seribu sungai keberadaan teratai harusnya ditonjolkan sebagai tanaman lahan basah yang memberikan keindahan, bukan sebaliknya dimatikan.
Teratai kan selain memberikan keindahan juga sebagai tanaman pemberi oksigen, penyerap polutan, pembersih air, bahkan teratai adalah habitat yang baik untuk kehidupan biota sungai seperti ikan.
Sebagai tanaman obat, teratai konon mampu menyembuhkan obat batuk darah, menormalkan tekanan darah, meenangani bengkak serta iritasi, menyingkirkan insomnia, menangani diare, pembentukan sel darah merah, serta mendukung detoksifikasi.
Komunitas tersebut selain ketua, wakil ketua, ada sekretaris, bendahara, pelindung, serta bidang-bidang yang menghimpun mereka yang cinta akan teratai bagi warga yang berminat silahkan gabung dengan komunitas ini.
Komunitas teratai nyatakan teratai bernilai ekonomis bukan gulma
Sabtu, 11 Januari 2020 14:10 WIB