Jakarta (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan global Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengatakan tengah mengkaji program bantuan sedekah rumah bagi guru-guru prasejahtera sebagai bagian dari Gerakan Sahabat Guru Indonesia yang diluncurkan pada Hari Guru Nasional 2019.
"Kalau kita lihat ada guru yang tidak punya rumah. Kemudian ada juga yang rumahnya sangat tidak layak, berarti perlu dibangunkan. Sedekah rumah misalnya," kata Direktur Program ACT Wahyi Novian dalam peluncuran Gerakan Sahabat Guru Indonesia dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan rencana program sedekah rumah untuk guru tersebut merupakan bagian dari Gerakan Sahabat Guru Indonesia yang mereka luncurkan hari ini sebagai apresiasi ACT atas pengabdian para guru di seluruh Indonesia.
Rencana program tersebut juga merupakan pengembangan dari program sedekah rumah bagi fakir miskin yang rumahnya tidak layak huni atau tidak memiliki rumah sama sekali.
Baca juga: ACT-Peace Wind Japan resmikan proyek air bersih di Lombok
"Sebelumnya itu program sedekah rumah untuk fakir miskin, bukan untuk guru. Pas kita kaitkan dengan program sahabat guru, itu ternyata bisa kita sesuaikan," katanya.
Sebagian besar guru di Indonesia, terutama guru honorer, katanya, masih membutuhkan perhatian semua pihak dalam hal peningkatan kesejahteraan mereka.
Mereka, katanya, memiliki peran yang luar biasa dalam mendidik generasi bangsa. Tetapi apresiasi terhadap mereka belum luar biasa.
Oleh karena itu, ACT berniat untuk mengapresiasi pengabdian guru-guru yang prasejahtera melalui sejumlah bantuan yang diluncurkan dalam Gerakan Sahabat Guru Indonesia, termasuk di antaranya sedekah rumah atau bedah rumah yang harapannya akan dimulai pada awal tahun depan.
Teknis pemberian bantuan dan ketentuan guru yang berhak mendapatkan bantuan masih dikaji lebih lanjut.
Bantuan lain yang disebut dalam peluncuran tersebut adalah beaguru untuk masing-masing guru sebesar Rp500 ribu per bulan untuk sekitar 1.000 guru pertama dalam peluncuran tersebut.
ACT juga terus mengembangkan program bantuan fasilitas sekolah yang telah berjalan selama empat tahun terakhir sejak 2015.
Baca juga: Poverty remains major problem in Indonesia: ACT chief
Baca juga: ACT: Kemiskinan menjadi masalah kemanusiaan terbesar Indonesia
Baca juga: ACT salurkan bantuan pangan dan medis bagi rakyat Palestina