Kotabaru (ANTARA) - Kalangan DPRD Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan mengapresiasi atas capaian kerja pemeritah daerah setempat dengan ditandatanganinya nota kesepahaman (Memorandum of Understanding-MoU) bersama Direktorat Jendral Perhubungan Udara terkait pembangunan dan pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam Kotabaru.
Ketua DPRD Kotabaru Syairi Mukhlis mengatakan, atas nama lembaga pihaknya sangat mengapresiasi capaian tersebut, karena Pemkab Kotabaru berhasil meyakinkan kepada pusat dalam pengembangan bandara Gt Syamsir Alam.
"Ini sebuah capaian yang bagus demi kemajuan Bumi Saijaan, kaitannya dalam pengembangan bandara akan berimbas pada berkembangnya sektor lain seperti investasi, perekonomian dan lebih khusus bidang pariwisata," kata Syairi.
Sebab lanjut dia, dengan diperpanjangnya runway bandara Gt Syamsir Alam, maka akan bisa didarati pesawat berbsdan lebar seperti boeng 737 seri 400 atau 500, sehingga akan banyak yang tertarik berinvestasi di Kotabaru.
Apalagi pariwisata dan agrobisnis merupakan bagian dari visi dan misi kepala daerah sekarang, sehingga otomatis akan menjadi program prioritas, dan kehadiran bandara yang standar untuk penerbangan domestik, akan sangat mendukung sektor yang menjadi andalan Kotabaru itu.
Disinggung mengenai dukungan anggaran, politisi Partai PDIP ini menyebut, sehubungan dengan MoU tersebut sepenuhnya pendanaan berasal dari APBN.
"Jadi kita sangat bersyukur, pengembangan bandara Gt Syamsir Alam sepenuhnya dari APBN," beber Syairi.
Diketahui, Pemerintah Kabupaten Kotabaru menandatangani MOU Kesepakatan bersama Direktorat Jendral Perhubungan Udara terkait pembangunan dan pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam Kabupaten Kotabaru di Kementrian Perhubungan Jakarta.
Bupati Kotabaru H Sayed Jafar menjelaskan Bandara Gusti Syamsir Alam terletak tepat ditengah antara ruang udara barat dan ruang udara timur yang dilewati Alki dua, serta terbebas dengan data gempa dan tsunami.
Konsep Bandara ini, lanjutnya akan menjadi bandara transit dari bandara ke timur, utara dan selatan (PP) seperti Samarinda-Jogja dan Samarinda-Bali, atau dapat juga menjadi salah satu bandara kontejensi untuk membantu bandara yang terkena atau rawan bencana seperti Makasar.
“Ini dapat terwujud apabila landasan pacu bandara sudah memungkinkan dalam hal perpanjangan dan pelebaran seperti usulan pada program 2020, sehingga bandara ini dapat didarati pesawat berbadan lebar yakni P 737-500 dan sejenisnya,”ungkapnya.
Orang nomor satu di Bumi Saijaan ini berharap agar program pembangunan dan pengembangan bandara yang termuat dalam PM 142 tahun 2019 dapat masuk dalam program strategis nasional, sehingga dapat menjadi prioritas dalam mendapatkan dukungan penuh dari Dirtjen Perhubungan Udara untuk
mewujudkan apa yang sudah menjadi rencana pembangunan dan pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan transportasi udara sangat penting terutama di Indonesia yang merupakan Negara kepulauan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus untuk memberikan akses ketempat lain.
“Semoga dengan adanya pertemuan ini nantinya ada sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan dearah. Saya berharap pemerintah provinsi juga dapat memberikan kontribusinya untuk membangun dan mengembangkan Bandara Gusti Syamsir Alam, tuturnya.