Banjarmasin (ANTARA) - Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina saat membuka Workshop Historic Urban Landscape (HUL) Quick Scan Banjarmasin di Rumah Anno 1925, Jalan Piere Tendean, Senin menyatakan kegembiraaannya, karena melalui kegiatan tersebut Banjarmasin banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak termasuk pakar dari Belanda, untuk menata Banjarmasin ke depannya.
Yang datang didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Iksan Alhaq tersebut, Ibnu Sina mengakui kota yang dipimpinnya berusia 493 tahun, sudah tua sekali, walau kota tua tetapi dinamika kehidupan harus selalu muda.
Oleh karena itu diperlukan berbagai pemikiran dan masukan dalam menata kota sungai ini agar lebih menarik lagi, baik ditinjau segi kepariwisataan maupun dari sisi penataan kota itu sendiri.
Dalam kegiatan tersebut memang terdapat pakar asal Belanda yang akan mengupas soal warisan budaya urban yang tersisa di Kota Banjarmasin.
Pakar Belanda tersebut Hasti Tarekat dari Heritage Hands-on Belanda, Jacqueline Rosbergen dan Peter Timmer dari Badan Warisan Budaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayan dan Ilmu Pengatahuan Belanda, dan Vera D Damayanti dari Departemen Arsitektur Lanskap Institut Pertanian Bogor.
Dalam kegiatan yang dirangkaikan dengan peninjauan lapangan tersebut diikuti Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Jurusan Arsitektur Universitas Trisakti, Kaki Kota. Forum Komunitas Hijau, Banjarmasin Banget, Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia Kalimantan Selatan dan Putra Panjjalu Nursery dan Konsultan Lanskap.
Ikut memberikan presentasi dalam kegiatan di rumah Amno itu, Dr Ira Mentayani dari ULM yang mengupas hasil penelitiannya mengenai mengapa kehidupan kota Banjarmasin dari dulu hingga sekarang berkutat di sekitar sungai.
Sementara, DOsen sejarah ULM, Mansyur mengupas sejarah asal usulnya adanya Kota Banjarasin, yang kedua nara sumber tersebut memperoleh apresiasi dari peserta yang ditandai dengan tanya jawab.
Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Mokhamad Khuzami mengungkapkan workshop ini menitikberatkan pada masalah tantangan ke depan dalam pembangunan ibukota Provinsi Kalsel ini.
Menurutnya permasalah seperti sanitasi kota, peran sungai sebagai moda transportasi perkotaan, serta pelestarian warisan budaya kota Banjarmasin menjadi isu yang dikupas dalam HUL Quick Scan yang dihadiri para mahasiswa, elemen masyarakat dan akademisi.
“Dari workshop ini bisa dirumuskan pembangunan perkotaan melalui pendekatan hasil pengembangan Badan Warisan Budaya Belanda. Hal itu diadopsi dari kerangka Historic Urban Lanskap Unesco,” tuturnya.
Wali Kota berharap HUL peroleh masukan Pakar Belanda
Senin, 28 Oktober 2019 12:19 WIB