Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menunjuk Airlangga Hartanto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Presiden dalam acara perkenalan kabinet baru di Jakarta, Rabu, mengharapkan Airlangga dapat melakukan terobosan dan mensinergikan koordinasi antar kementerian lembaga di bidang ekonomi.
"Hingga pada peluang kerja yang semakin meningkat dan menurunkan transaksi berjalan, neraca perdagangan, serta mengembangkan industri ekspor dan subtitusi impor," kata Presiden.
Sebelumnya, Airlangga, usai bertemu Presiden pada Senin (21/10), mengatakan akan membenahi persoalan defisit neraca perdagangan yang menjadi problem pada masa akhir pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Neraca perdagangan periode Januari-September 2019, masih tercatat defisit 1,9 miliar dolar AS, karena tingginya impor migas maupun nonmigas.
Selain itu, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus atau kawasan industri lainnya juga menjadi hal yang penting karena dapat mendorong lahirnya industri unggulan berbasis ekspor dan subtitusi impor.
"Bapak Presiden meminta untuk dicarikan produk-produk yang ke depannya bisa untuk menyelesaikan neraca perdagangan atau defisit neraca perdagangan. Tentu salah satunya dari berbagai produk yang bisa menurunkan impor non migas, salah satu yang terkait dengan impor nonmigas tentunya terkait dengan substitusi impor dari barang itu sendiri, katanya.
Tantangan lainnya yang juga menjadi pembahasan bersama Presiden adalah terkait upaya meningkatkan efisiensi dan produksi migas serta implementasi energi biofuel.
Selain tugas tersebut, beberapa tugas lainnya yang diperkirakan akan ikut menjadi tanggung jawab Airlangga sebagai Menko Perekonomian adalah evaluasi paket kebijakan, mengawal sistem layanan integrasi terpadu (OSS) dan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Selain itu, mengawal kerja Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), mendorong keuangan inklusif, mengawal Indonesia National Single Window (INSW), infrastruktur prioritas di KPPIP, Dewan Nasional KEK, kebijakan satu peta serta kerja sama ekonomi sub regional.
Airlangga terpilih sebagai Menko Perekonomian menggantikan Darmin Nasution yang tidak lagi masuk dalam kabinet.
Profil
Pria kelahiran Surabaya, 1 Oktober 1962 ini mempunyai sejumlah pengalaman organisasi yang dibutuhkan untuk menjabat sebagai pejabat menteri koordinator.
Lulusan Teknik Mesin Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1987 ini pernah menjadi Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) periode 2005-2014 dan Sekjen ASEAN Federation of Engineering Organisations (AFEO) 2005.
Selain itu, ayah delapan anak ini pernah mengemban amanah sebagai Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) periode 2006-2009 dan Ketua Dewan Insinyur PII periode 2009-2015.
Airlangga mengabdi kepada almamater dengan menjadi anggota Majelis Wali Amanat UGM 2002-2012, Wakil Ketua Umum Keluarga Alumni UGM (KAGAMA) 2005-2009 dan Anggota Dewan Penasihat KAGAMA 2009-2014.
Suami Yanti Isfandiary pernah memprakarsai pemberian Herman Johannes Award, suatu penghargaan bagi inovasi teknologi, ketika menjabat sebagai Ketua Keluarga Alumni Fakultas Teknik UGM pada 2003.
Airlangga juga merupakan lulusan Master of Business Administration (MBA) dari Monash University, Australia pada 1996 serta Master of Management Technology (MMT) dari The University of Melbourne, Australia pada 1997.
Penghargaan yang pernah diterima oleh mantan ketua OSIS di SMA Kanisius Jakarta ini diantaranya ASEAN Engineering Honorary Fellow dari Asean Federation of Engineering Organization di Myanmar pada 2004.
Selain itu, Airlangga ikut menerima Founding Fellow Asean Academy of Engineering Technology pada 2004, Australian Alumni Award for Entrepreneurship pada 2009, serta Satya Lencana Wira Karya pada 2014.
Airlangga menulis beberapa buku, yakni "Strategi Clustering dalam Industrialisasi Indonesia" pada 2004, dan "Membangun Kemandirian, Mewujudkan Kedaulatan Ketahanan Energi Nasional” pada 2014.
Buku lainnya adalah "Merajut Asa: Membangun Industri, Menuju Indonesia yang Sejahtera dan Berkeadilan" terbit pada 2016.
Putra Hartarto Sastrosoenarto, Menteri Perindustrian periode 1983-1993 ini, juga mempunyai karir di dunia politik, dan sempat tercatat sebagai Wakil Bendahara pengurus DPP Partai Golkar periode 2004-2009.
Sebagai anggota legislatif, Airlangga pernah menjadi anggota Komisi VII DPR yang membidani energi, lingkungan hidup dan riset teknologi periode 2006-2009.
Setelah itu, karir Airlangga sebagai legislator berlanjut di periode 2009-2014 dan menjabat sebagai Ketua Komisi VI yang membidangi perindustrian, perdagangan, UKMK, Investasi dan BUMN.
Perjalanan politik Airlangga makin cemerlang hingga saat ini menjabat sebagai Ketua Umum partai berlambang beringin itu sejak 2017.
Pada 27 Juli 2016, Airlangga mengikuti jejak sang ayah dan dilantik sebagai Menteri Perindustrian RI ke-28 menggantikan Saleh Husin.
Selama menjadi Menperin, Airlangga selalu mengedepankan program unggulan untuk meningkatkan daya saing terutama yang terkait dengan revolusi industri 4.0.