Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui KBRI Pretoria berupaya menggaet wisatawan milennial asal Afrika Selatan, yang menjadi penggerak berkembangnya pariwisata minat khusus (special-interest tourism).
Menurut Duta Besar RI untuk Afrika Selatan Salman Al Farisi, generasi milennial yang lahir pada tahun 80 dan 90-an bersifat konsumtif, akrab dengan sosial media, dan sangat menyadari pentingnya pemasaran citra diri (personal branding).
Dubes Salman meyakini bahwa Indonesia dapat menangkap peluang pasar menjaring generasi tersebut, mengingat banyaknya acara olahraga, serta festival musik berskala internasional di Tanah Air.
Dubes merujuk acara seperti Java Jazz Festival, Djakarta Warehouse Project (DWP), Jazz Gunung Bromo, serta acara olahraga seperti Jakarta Marathon, Tour de Singkarak, atau Borobudur Marathon yang dapat dijadikan paket wisata menarik.
"Indonesia memiliki daya dukung untuk melayani pasar milennial, mulai dari infrastruktur digital yang baik hingga berbagai pilihan special-interest tourism," kata Dubes Salman saat menyampaikan sambutan dalam acara Indonesian Tourism Sales Mission in South Africa di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 3 Oktober 2019, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis KBRI Pretoria, Minggu.
Acara yang diselenggarakan KBRI Pretoria, Kementerian Pariwisata RI, dan ITPC Johannesburg bekerjasama dengan Singapore Airlines itu ditujukan untuk menjawab tantangan sektor pariwisata yang tidak mudah akibat perlambatan ekonomi global dan perubahan gaya berwisata para pelancong yang semakin dinamis.
Karena itu, Dubes RI meminta mitra bisnis dan 25 agen perjalanan Afrika Selatan yang hadir dalam acara tersebut untuk membantu mengidentifikasi tren, menjangkau pasar, dan memberikan umpan balik dalam upaya pengembangan sektor pariwisata Indonesia.
Walaupun Indonesia telah secara konsisten menjadi salah satu tujuan favorit pelancong asal Afrika Selatan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia tercatat masih tertinggal dibanding pelancong asal Afrika Selatan yang memutuskan untuk berwisata ke Australia, Selandia Baru, AS, dan Thailand.
Dalam catatan BPS, terdapat 38.073 pelancong dari Afrika Selatan mengunjungi Indonesia pada 2017. Jumlah tersebut meningkat menjadi 41.962 orang pada 2018.
Hingga paruh pertama 2019, tercatat sekitar 19.691 warga Afrika Selatan telah mengunjungi Indonesia. Dengan musim puncak (peak season) yang biasa jatuh pada akhir tahun, diperkirakan jumlah pelancong asal Afrika Selatan yang berkunjung ke Indonesia akan tercatat lebih tinggi tahun ini.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI juga menegaskan keinginan pemerintah Indonesia untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai bisnis inti bangsa.
Pemerintah menargetkan perolehan devisa dari sektor ini dapat menggeser pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi serta CPO. Tahun ini, kedatangan wisatawan asing ditargetkan mencapai 18 juta orang dan menghasilkan tidak kurang dari Rp17 miliar.
Guna merealisasikan target besar tersebut, Pemerintah terus mendorong Proyek “10 Bali Baru”, untuk mendiversifikasi pariwisata Indonesia yang masih terkonsentrasi di Bali.
Tercatat hingga saat ini, Bali masih menjadi tujuan sekitar 40 persen dari total jumlah pengunjung wisatawan mancanegara.
Pemerintah menggenjot pembangunan infrastruktur di sekitar lokasi wisata sebagai salah satu kunci keberhasilan. Dalam kasus Danau Toba, Borobudur dan Mandalika, pemerintah membangun atau meremajakan bandara provinsi serta meningkatkan akses ke tujuan wisata.
Para undangan acara Indonesian Tourism Sales Mission in South Africa tampak menikmati acara yang diselingi dengan penampilan Tari Legong dan Tari Merak oleh para penari yang datang langsung dari Tanah Air.
KBRI Pretoria dan Kementerian Pariwisata mengharapkan adanya peningkatan jumlah wisatawan asal Afrika Selatan setelah penyelenggaraan forum bisnis tersebut.
Baca juga: Menjajal wisata di Pegunungan Meratus
Baca juga: Festival Goyang Karawang diusulakan masuk agenda wisata nasional
Indonesia gaet wisatawan Afrika Selatan
Senin, 7 Oktober 2019 8:13 WIB