Barabai (ANTARA) - Sekda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), H Akhmad Tamzil secara simbolis melakukan tradisi tapung tawar menandai dimulainya penampilan tari maumpani naga yang dipertunjukkan pada rangkaian Parisj Van Borneo Festival 2019, Jumat (30/8) di lapangan Dwi Warna Barabai.
Tak tanggung-tanggung, Tamzil yang juga merupakan Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten HST ini naik ke atas mobil untuk melakukan prosesi tradisi turun temurun masyarakat Banjar dengan melakukan tapung tawar ke kepala naga setelah pawai arak naga berkeliling kota Barabai yang diikuti peserta lomba kostum etnik se Kalselteng.
Menurut Tamzil, event festival ini selain memperkenalkan wisata dan kuliner yang ada di HST, juga diperkenalkan berbagai macam seni dan budaya Banjar khususnya yang ada di Bumi Murakata.
Baca juga: Sekda HST ajak masyarakat berpartisipasi meriahkan pawai taaruf
Baca juga: Ini harapan Sekda kepada anggota DPRD HST yang baru dilantik
"Para seniman di HST di beri kesempatan menampilkan karya seni terbaik mereka di hadapan masyarakat HST, bahkan yang datang dari luar, sehingga di event yang pertama kalinya digelar di HST ini, mereka bisa memperkenalkan seni dan budaya Banjar khususnya yang ada di HST," pungkasnya.
Terkait penampilan para penari, diakuinya sangat sangat luar biasa. Garapan tari yang dipersembahkan mempunyai unsur kearifan lokal dan budaya yang kental baik dari segi gerakan maupun musik.
Baca juga: Mengenal lebih dekat Tamzil serta pengalamannya di pemerintahan
Baca juga: Berikut meriahnya Parisj Van Borneo Festival di kota Barabai
Sebelumnya, seniman yang jago nyanyi ini juga menyaksikan secara langsung dan mengapresiasi dengan penampilan seni beladiri tradisional kuntau yang disuguhkan oleh Kompak Borneo HST.
"Saya turut bangga karena seni beladiri diri kuntau sudah mulai berkembang dan sudah mulai menunjukkan eksistensinya baik di HST bahkan diluar HST," ujarnya.
Baca juga: Athaillah Hasbi kembali nahkodai Pemuda Pancasila HST
Baca juga: Bupati HST galakkan kembali magrib mengaji
Tamzil juga berharap, seniman di HST harus selalu bersinergi dengan pemerintah daerah sehingga bisa bersama-sama melestarikan seni dan budaya Banjar khususnya di Bumi Murakata.
"Bersama kita bisa untuk melestarikan dan memajukan seni budaya. Kalau bukan kita, siapa lagi," ungkapnya.