Pagelaram Wayang kulit dengan lakon Hutan Wanamarta, disajikan dalam bahasa Perancis oleh Ki Dalang Cristhophe Moure dengan iringan gamelan oleh kelompok Unigong – Pantcha Indra berhasil menghipnotis sekitar 250 penonton yang memadati ruang pertunjukan berlangsung selama dua jam di Universite de Nanterre – Paris Barat, baru-baru inj.
Unigong adalah perkumpulan mahasiswa Universitas Nanterre dan masyarakat sekitarnya yang melakukan latihan gamelan dengan dipandu oleh asosiasi Pancha Indra, kata Wakil Dubes RI di Paris, Agung Kurniadi, dalam siaran persnya, di London, Minggu.
Agung menjelaskan pagelaran ini merupakan integrasi pertunjukan tari, wayang kulit, dan gamelan jawa.Universite de Nanterre, khususnya Departemen Antropologi - Budaya adalah pelopor dalam kegiatan budaya Indonesia, merupakan universitas pertama di Prancis sejak tahun 2014 mendukung secara resmi pelatihan seni musik gamelan dan tarian Jawa maupun Bali.
Kegiatan ini tidak hanya bersifat latihan menabuh gamelan tetapi juga merupakan kegiatan praktik menggabungkan antara penelitian dan pembelajaran. Kegiatan latihan gamelan dan tari ini dilakukan rutin mingguan di salah satu ruang di Universitas Nanterre.
Laetitia Scheneider, mahasiswa Universitas Nanterre, anggota Unigong. koordinator kegiatan menyampaikan pagelaran malam ini adalah proyek dari salah satu mata kuliah seni musik yang merupakan kegiatan akhir tahun kuliah dan juga hasil pelatihan gamelan selama satu tahun.
Kegiatan yang didukung berbagai pihak, CAPE, Le Noctam Bules, CROUS, KBRI Paris dan Universite de Nanterre. Hal ini merupakan kesempatan para mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Unigong untuk menampilkan hasil perkuliahan dan pelatihan gamelan selama satu tahun.
Wakil Dubes ini mengapresiasi tinggi kegiatan ini yang tentunya merupakan bagian dari metode promosi nama baik bangsa Indonesia dengan kekayaan budaya yang sangat banyak. KBRI Paris mendukung penuh kegiatan ini, dan semoga ke depan akan muncul banyak pusat-pusat latihan gamelan di Universitas Perancis.
Agung menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada para alumni Darmasiswa yang secara konsisten menjadi duta seni budaya dan bahasa Indonesia di Perancis.
Pagelaran diawali dengan tari-tarian dan gending Jawa yang diiringi tabuhan gamelan Unigong yang sangat harmonis.
Cristhope Moure yang merupakan alumni Darmasiswa dan pernah belajar gamelan Jawa dan Bali, menyajikan cerita wayang yang dengan sedikit lelucon dalam Bahasa Perancis, semakin membuat animasi pertunjukan wayang sangat menarik.
Warga masyarakat dan akademisi Universite de Nanterre menikmati pertunjukan ketika Ki Dalang Christhope Moure menaruh wayang gunungan di tengah layer, pertanda pertunjukan telah selesai, tidak terasa pagelaran wayang selama dua jam.
Kisah lanjutan tentang bagaimana Bima harus berkelahi untuk menumbangkan para raksasa yang menghalanginya ketika akan membuka hutan Wanamarta, masih menyisakan penasaran di hati para penonton.
Tepuk riuh penonton yang lama sekali mengiringi berdirinya para penabuh gamelan, penari, dan dalang untuk menyampaikan salam tanda selasai pertunjukan.
Atdikbud KBRI Paris Prof. Warsito, menyampaikan kegiatan pagelaran wayang ini termasuk yang menjadi konsen dalam promosi seni budaya Indonesia. Di dalamnya ada pesan moral budaya asli Indonesia yang tersampaikan secara langsung dan lisan melalui cerita dalang.
Atdikbud selalu mendukung keberlangsungan latihan gamelan kelompok Unigong ini sebagai pioneer keberadaan gamelan di Universite de Nanterre,