Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan berupaya mengoptimalkan peran resi gudang untuk menjaga stok dan stabilitas harga pangan petani terutama pascapanen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan Herawanto di Banjarmasin Senin mengatakan, upaya mengoptimalkan penggunaan resi gudang sebagai salah satu metode pengamanan stok yang cukup efisien dan efektif.

Melalui program resi gudang, petani bisa menyimpan hasil panennya di gudang, terutama saat harga anjlok yang biasanya terjadi pascapanen, hingga menunggu harga komoditas panen naik.

Program tersebut, akan menguntungkan baik bagi petani maupun pemerintah, karena dengan sistem tersebut, stok pangan tetap terjaga dengan baik.

Biasanya, pada saat panen, banyak petani terpaksa harus tetap menjual hasil pertaniannya, kendati harga murah, karena petani memerlukan modal untuk kembali mengelola sawahnya.

Kondisi tersebut, sangat menguntungkan tengkulak, karena mereka bisa mendapatkan harga murah, dan menjual kembali dengan harga yang lebih mahal.

Melalui program resi gudang, maka petani bisa menyimpan hasil panennya, dan sekaligus bisa mendapatkan pinjaman dana dari perbankkan, karena produk pertanian yang disimpan bisa menjadi agunan.

Biasanya, pasokan dan stok pangan, akan mengikuti siklus panen dan tanam, begitu juga rantai distribusi yang panjang, biasanya didominasi oleh kalangan pedagang, sehingga merugikan petani, karena yang berperan menentukan harga pedagang.

Selain itu, tambah dia, TPID juga akan mengoptimalkan peran pusat informasi harga pangan strategis nasional (PIHPS) yang telah tersedia, dengan tujuan untukefisiensi tata niaga perdagangan.

Tidak kalah penting, tambah Herawanto, peran Bulog dalam stabilisasi harga, sehingga inflasi tetap terjaga dengan baik.

Harga beras, khususnya beras lokal, pada saat masa tanam mencapai lebih dari 15 ribu per kilogram, dan melalui program kerja tersebut, diharapkan harga beras lokal bisa stabil di kisaran Rp10 ribu - Rp12 ribu per kiligram, mengikuti harga beras unggul.

Harga beras lokal pada Maret 2018 rata-rata Rp13.299 kilogram.

Selain itu, TPID juga berharap dukungan APBN bagi perluasan lahan dan produksi beras, khususnya beras lokal.

TPID juga mendukung pusat distribusi regional (PDR) di Kalimantan Selatanmelalui dana R/APBN 2018/2019.

Tidak kalah penting, juga perlu alokasi APBN/APBD 2018 untuk Upsus swasembada pangan, meskipun lebih rendah dari 2017.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018