Industri semen merk "Tiga Roda" PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Indocement) mencatat total volume penjualan (semen dan klinker) sebesar 14.443 ribu ton pada periode 9 bulan pada 2025, turun -2,0% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary Indocement Dani Handajani, mengatakan, pendapatan Neto Perseroan sebesar Rp12,916,2 miliar, turun -3,0 persen.
Baca juga: Indocement gelar kompetisi Quarry Life Awards 2025
"Kondisi tersebut, diikuti oleh penurunan beban pokok pendapatan sebesar Rp8,871,3 miliar atau turun -4,0%," katanya melalui siaran pers, Rabu.
Dia menjelaskan, hal ini menghasilkan margin laba bruto sebesar Rp4,044,9 miliar atau 31,3% dari Pendapatan Neto untuk periode 9 bulan pada 2025.
Beban Usaha turun -0,8% menjadi Rp2,699,0 miliar, dan Beban Operasi Lain turun menjadi Rp32,3 miliar, terutama akibat kerugian selisih kurs sepanjang tahun.
Margin Laba Usaha tercatat 10,2% dan EBITDA sebesar 19,1% untuk periode 9 bulan pada 2025.
Pendapatan Keuangan naik +95,8% menjadi Rp2,9 miliar, berasal dari pendapatan bunga atas jumlah kas yang lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.
Beban Pajak Penghasilan turun -1,2% menjadi sebesar Rp270,7 miliar sehingga Laba untuk periode 9 bulan pada 2025 tercatat sebesar Rp1,063,1 miliar, atau naik +0,7%.
Neraca Keuangan yang Kokoh Indocement mencatat posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp3,7 triliun per 30 September 2025.
Permintaan lemah di 2025 namun optimis perbaikan volume di 2026
Corporate Finance Manager Indocement David Halim, menambahkan, Indocement memperkirakan permintaan domestik akan menurun sekitar 2%–3% pada tahun 2025, terutama karena pemotongan anggaran infrastruktur tahun ini dan daya beli yang lemah.
"Namun, kami mengantisipasi peningkatan permintaan pada tahun 2026 dengan perkiraan awal pertumbuhan sekitar 1% dari tahun 2025, didorong oleh upaya-upaya Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomsi seperti paket stimulus, penurunan suku bunga, perpanjangan diskon PPN untuk properti residensial, dan peningkatan alokasi anggaran untuk pekerjaan umum," terangnya.
Sementara itu, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan.
Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 4.500 orang.
Baca juga: Indocement Kuartal II penjualan ekspor tumbuh 45,8 persen
Indocement mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta dua pabrik dan satu grinding mill dengan sistem sewa dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton semen.
Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan; satu pabrik di Grobogan, Jawa Tengah; dua pabrik di Maros, Sulawesi Selatan, dan satu grinding mill di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada 2022, Indocement telah mengoperasikan Pabrik Maros setelah menandatangani Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo.
Heidelberg Materials AG telah menjadi pemegang saham mayoritas Indocement sejak 2001.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025