Banjarmasin (ANTARA) - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, "Perseroan" membukukan keseluruhan volume penjualan (semen dan klinker) sebesar 4.364 ribu ton pada Q1 2025, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar -184 ribu ton atau 4,0 persen, karena pergeseran perayaan Idul Fitri menyebabkan lebih banyak hari libur, dan pengiriman truk tidak dapat dilakukan.
Corporate Finance Manager David Halim, mengatakan, permintaan semen meningkat setelah bulan puasa, meskipun terjadi kontraksi pada permintaan semen kantong dan semen curah pada Q1 2025.
Baca juga: Indocement bagikan dividen Rp868 miliar
"Permintaan atas semen kantong terlihat lebih baik dari semen curah sejak awal tahun. Komposisi semen curah pada Q1 2025 turun di bawah 30 persen akibat permintaan yang lebih lambat dalam proyek ibu kota baru dan pemotongan anggaran infrastruktur baru baru ini," katanya melalui siaran pers, Kamis.
Oleh karena itu, produk semen kantong kemungkinan akan menopang pertumbuhan permintaan semen tahun ini.
Dengan pertimbangan akan ketidak-pastian akan situasi permintaan akan semen ke depan, Indocement menerapkan pengendalian biaya yang ketat dimana hal ini sangat penting untuk bertahan di tahun ini.
"Kami memprioritaskan konsumsi bahan bakar alternatif (AF) yang lebih banyak, sebagai salah satu inisiatif kami yang mendorong efisiensi operasional," ujarnya.
Proyek konstruksi fasilitas bahan bakar alternatif kami di Kompleks Pabrik Grobogan berjalan dengan baik dan kami meningkatkan fasilitas konsumsi biomassa dan kami harapkan akan selesai pada semester ke-2 tahun 2025.
Sementara itu, Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi Semen Tiga Roda, Semen Rajawali, Mortar Tiga Roda, dan Semen Grobogan.
Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 3.700 orang.
Baca juga: Indocement kuasai 30,1 persen pasar semen di Indonesia
Indocement mengoperasikan 14 pabrik milik sendiri serta dua pabrik dan satu grinding mill dengan sistem sewa dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 33,5 juta ton semen.
Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Sulawesi Selatan, dan satu grinding mill di Banyuwangi, Jawa Timur.
Pada 2022, Indocement telah mengoperasikan Pabrik Maros setelah menandatangani Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo. Heidelberg Materials AG telah menjadi pemegang saham mayoritas Indocement sejak 2001.