Dinas Perdagangan Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, menggelar operasi pasar gas elpiji 3 kilogram di Kecamatan Tapin Utara sebagai respons atas lonjakan harga gas bersubsidi yang dikeluhkan masyarakat.
Sekretaris Dinas Perdagangan Tapin MZ Walaidi Rakhmat mengatakan operasi pasar tersebut menyasar dua wilayah padat penduduk, yakni Kelurahan Rangda Malingkung dan Desa Antasari.
Baca juga: Mentan: Operasi pasar pangan besar-besaran disiapkan jelang Ramadhan
“Belakangan harga gas LPG bersubsidi di tingkat pengecer tembus Rp40 ribu hingga Rp50 ribu, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya di Rantau, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalsel, Senin.
Operasi pasar ini, kata Walaidi, dilakukan sebagai bentuk intervensi harga, bekerja sama dengan PT Pertamina Patra Niaga, dan menyasar masyarakat berpenghasilan rendah sebagai penerima manfaat utama.
Ia menyebutkan, total terdapat 13 titik distribusi di berbagai kecamatan Tapin, dengan kuota 200 tabung gas per titik dan harga jual Rp18.500 sesuai HET.
“Kami berharap operasi pasar gas LPG ini bisa menormalkan kembali harga gas di pasaran, serta memastikan subsidi tepat sasaran,” katanya.
Walaidi mengungkapkan, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan gas LPG di daerah, agar tidak terjadi kelangkaan maupun penyelewengan distribusi.
Ia menjelaskan Dinas Perdagangan akan terus mengawasi jalur distribusi dan melakukan evaluasi berkala untuk mencegah penumpukan pasokan maupun praktik penjualan di atas HET oleh oknum tidak bertanggung jawab.
Baca juga: Tanah Bumbu cegah inflasi melalui pasar murah
"Dengan langkah ini diharapkan mampu meredam inflasi sektor energi di tingkat lokal," tambah Walaidi.
Editor : Imam Hanafi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2025