Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Penanganan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Bandara Udara Syamsudin Noor Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menjadi prioritas untuk mencegah gangguan lalu lintas udara.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Wahyudin di Kota Banjarbaru, Selasa mengatakan, prioritas diberlakukan karena besarnya dampak juga terjadi gangguan di bandara.
"Dampaknya besar baik dari sisi ekonomi maupun dampak sosial lainnya sehingga penanganan karhutla terutama di kawasan sekitar bandara menjadi prioritas," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan usai apel siaga karhutla yang diikuti 1.350 peserta terdiri dari personel TNI/Polri di lingkup Korem 101/Ant dan Polda Kalsel serta unsur dinas dan intansi terkait lain.
Ia mengatakan, dampak kebakaran di lahan gambut menyebabkan munculnya asap yang menyelimuti kawasan bandara sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas penerbangan pesawat.
Dijelaskan, pihaknya berupaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan terutama di kawasan gambut yang terletak tak jauh dari bandara di Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru.
Disebutkan, kawasan gambut yang letaknya berdekatan dengan bandara seperti di Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru maupun kawasan Kecamatan Liang Anggang.
"Kawasan sebelah utara seperti di Kelurahan Guntung Manggis merupakan lahan gambut sehingga kami berupaya mencegah tidak terjadi kebakaran, juga di kawasan Liang Anggang," ucapnya.
Menurut dia, peralatan khusus yang digunakan untuk mencegah kobaran api di lahan gambut yakni jarum khusus yang ditusukan ke dalam tanah bergambut sehingga api tidak menyebar.
"Kami memiliki dua buah jarum khusus penyemprot lahan gambut itu sehingga akan digunakan agar mampu mencegah sebaran api yang berada dibawah lapisan gambut," ungkapnya.
Sementara itu, penanganan karhutla di daerah-daerah diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan kota yang diminta bersinergi dengan unsur TNI/Polri maupun dinas dan instansi terkait.
"Penanganan karhutla tidak bisa dilakukan sendiri sehingga seluruh pihak harus saling berkoordinasi agar bencana kebakaran bisa dicegah dan diantisipasi agar tidak meluas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel Wahyudin di Kota Banjarbaru, Selasa mengatakan, prioritas diberlakukan karena besarnya dampak juga terjadi gangguan di bandara.
"Dampaknya besar baik dari sisi ekonomi maupun dampak sosial lainnya sehingga penanganan karhutla terutama di kawasan sekitar bandara menjadi prioritas," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan usai apel siaga karhutla yang diikuti 1.350 peserta terdiri dari personel TNI/Polri di lingkup Korem 101/Ant dan Polda Kalsel serta unsur dinas dan intansi terkait lain.
Ia mengatakan, dampak kebakaran di lahan gambut menyebabkan munculnya asap yang menyelimuti kawasan bandara sehingga menyebabkan gangguan lalu lintas penerbangan pesawat.
Dijelaskan, pihaknya berupaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan terutama di kawasan gambut yang terletak tak jauh dari bandara di Kecamatan Landasan Ulin Banjarbaru.
Disebutkan, kawasan gambut yang letaknya berdekatan dengan bandara seperti di Kelurahan Guntung Payung Banjarbaru maupun kawasan Kecamatan Liang Anggang.
"Kawasan sebelah utara seperti di Kelurahan Guntung Manggis merupakan lahan gambut sehingga kami berupaya mencegah tidak terjadi kebakaran, juga di kawasan Liang Anggang," ucapnya.
Menurut dia, peralatan khusus yang digunakan untuk mencegah kobaran api di lahan gambut yakni jarum khusus yang ditusukan ke dalam tanah bergambut sehingga api tidak menyebar.
"Kami memiliki dua buah jarum khusus penyemprot lahan gambut itu sehingga akan digunakan agar mampu mencegah sebaran api yang berada dibawah lapisan gambut," ungkapnya.
Sementara itu, penanganan karhutla di daerah-daerah diserahkan kepada pemerintah kabupaten dan kota yang diminta bersinergi dengan unsur TNI/Polri maupun dinas dan instansi terkait.
"Penanganan karhutla tidak bisa dilakukan sendiri sehingga seluruh pihak harus saling berkoordinasi agar bencana kebakaran bisa dicegah dan diantisipasi agar tidak meluas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2017