Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) mengatakan pemusnahan arsip tidak serta merta menghapus sejarah suatu daerah begitu saja.
“Yang dimusnahkan adalah fisiknya, misal buku-buku dan dokumen lainnya yang sudah tidak relevan dan tidak dibutuhkan. Namun, isi dari arsip ini tidak hilang begitu saja, sudah disimpan dalam bentuk koleksi lain,” kata Kepala Dinas Perpustakaan HST Ahmad Fatoni di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kamis.
Baca juga: Pemkab HST upayakan miliki memori kolektif bangsa sebagai koleksi daerah
Dia menjelaskan arsip merupakan dokumen penting yang bisa memberikan gambaran kepada generasi terkait apa yang terjadi zaman dahulu dan masa kini.
“Arsip yang dimusnahkan merupakan arsip fisiknya karena sudah tidak terpakai lagi. Tetapi, isinya tidak serta merta ikut musnah, sudah diarsipkan ke dalam bentuk koleksi lainnya,” ujar Fatoni.
Dia menyebutkan beberapa koleksi fisik yang dimusnahkan sebenarnya karena sudah tidak relevan melalui pertimbangan-pertimbangan. Tetapi, khususnya untuk arsip yang memiliki nilai sejarah tinggi maka buku tersebut akan dikoleksi secara permanen.
Oleh karena itu, Fatoni menyampaikan agar masyarakat tidak salah mengartikan pemusnahan arsip, karena nilai sejarah di dalam buku dan dokumen yang dimusnahkan tidak akan ikut musnah, hanya bentuk fisiknya saja yang dimusnahkan agar.
Baca juga: Pemkab HST gandeng SKPD gencarkan perpustakaan berbasis inklusi
Menurut dia, ada beberapa tujuan pemusnahan arsip, yakni untuk efisiensi dan efektivitas kerja, menjaga keamanan informasi arsip, memberikan tempat arsip baru, menghindari penumpukan di depo arsip, menyelamatkan informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab, dan lainnya.
Namun dalam pemusnahan arsip, kata Fatoni, tidak boleh dilakukan asal-asalan, harus melalui pertimbangan matang agar pemusnahan tersebut tidak merugikan pihak tertentu.
“Arsip memiliki banyak manfaat, salah satunya kita dapat mengetahui tentang perjalanan sebuah bangsa. Sejarah suatu daerah akan sia-sia jika tidak diarsipkan dalam bentuk koleksi, melalui koleksi ini maka generasi dapat mengetahui sejarah secara jelas,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab HST tingkatkan literasi lewat program bulanan kelompok perpustakaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Yang dimusnahkan adalah fisiknya, misal buku-buku dan dokumen lainnya yang sudah tidak relevan dan tidak dibutuhkan. Namun, isi dari arsip ini tidak hilang begitu saja, sudah disimpan dalam bentuk koleksi lain,” kata Kepala Dinas Perpustakaan HST Ahmad Fatoni di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Kamis.
Baca juga: Pemkab HST upayakan miliki memori kolektif bangsa sebagai koleksi daerah
Dia menjelaskan arsip merupakan dokumen penting yang bisa memberikan gambaran kepada generasi terkait apa yang terjadi zaman dahulu dan masa kini.
“Arsip yang dimusnahkan merupakan arsip fisiknya karena sudah tidak terpakai lagi. Tetapi, isinya tidak serta merta ikut musnah, sudah diarsipkan ke dalam bentuk koleksi lainnya,” ujar Fatoni.
Dia menyebutkan beberapa koleksi fisik yang dimusnahkan sebenarnya karena sudah tidak relevan melalui pertimbangan-pertimbangan. Tetapi, khususnya untuk arsip yang memiliki nilai sejarah tinggi maka buku tersebut akan dikoleksi secara permanen.
Oleh karena itu, Fatoni menyampaikan agar masyarakat tidak salah mengartikan pemusnahan arsip, karena nilai sejarah di dalam buku dan dokumen yang dimusnahkan tidak akan ikut musnah, hanya bentuk fisiknya saja yang dimusnahkan agar.
Baca juga: Pemkab HST gandeng SKPD gencarkan perpustakaan berbasis inklusi
Menurut dia, ada beberapa tujuan pemusnahan arsip, yakni untuk efisiensi dan efektivitas kerja, menjaga keamanan informasi arsip, memberikan tempat arsip baru, menghindari penumpukan di depo arsip, menyelamatkan informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab, dan lainnya.
Namun dalam pemusnahan arsip, kata Fatoni, tidak boleh dilakukan asal-asalan, harus melalui pertimbangan matang agar pemusnahan tersebut tidak merugikan pihak tertentu.
“Arsip memiliki banyak manfaat, salah satunya kita dapat mengetahui tentang perjalanan sebuah bangsa. Sejarah suatu daerah akan sia-sia jika tidak diarsipkan dalam bentuk koleksi, melalui koleksi ini maka generasi dapat mengetahui sejarah secara jelas,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab HST tingkatkan literasi lewat program bulanan kelompok perpustakaan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024