Tim Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) dari Program Studi Farmasi Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat (ULM) membina anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Kelurahan Loktabat Utara Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan, guna memproduksi fermentasi susu atau yoguhrt dan kefir.
Tim Dosen Farmasi terdiri dari Amalia Khairunnisa, Nani Kartinah, Pratika Viogenta, Arnida, Sutomo, Fadlilaturrahmah, dan beberapa anggota Mahasiswa Farmasi ULM memilih pembinaan anggota PKK di wilayah itu karena antusias masyarakat cukup tinggi untuk memahami cara pembuatan yoghurt.
Baca juga: Enam mahasiswa ULM ikuti KKN Kebangsaan di Maluku
"Ada 30 orang yang dibina dan nanti ilmu yang kami sampaikan bisa dikembangkan dan disalurkan ke masyarakat lain untuk membuka usaha produk pertanian, pangan, dan lainnya," kata Ketua Pelaksana PDWA Amalia Khairunnisa saat dikonfirmasi di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa.
Amalia menjelaskan teknologi fermentasi susu dapat meningkatkan nilai tambah pada produk usaha pada bidang pertanian, pangan, dan lainnya.
Melalui pelatihan tersebut, menurut Amalia, dapat memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan meningkatkan pendapatan.
Amalia mengungkapkan bahan mentah proses fermentasi dapat diubah menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi, seperti keju, yoghurt, tempe, anggur, bir, dan sebagainya.
Beberapa produk turunan fermentasi yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti yoghurt yang mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan.
Baca juga: ULM dirikan "Hukumonline Corner" pertama di Kalimantan
Menurut Amalia, yoghurt atau kefir merupakan minuman berbahan susu yang difermentasi dan menggunakan bermacam mikroorganisme untuk menghasilkan produk asam laktat dengan produk turunan, seperti etanol, asam lemak bebas, dan asetaldehid.
Cara pembuatan kefir bisa menggunakan susu sapi atau susu kambing , kemudian susu tersebut dicampur ragi yang banyak mengandung mikroorganisme dari golongan bakteri asam laktat dan khamir.
Selain menggunakan bahan hewani, kefir juga dapat dibuat dari bahan nabati seperti kacang-kacangan karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan yoghurt, tetapi konsistensi kefir lebih cair dan memiliki gumpalan susu lebih lembut pada permukaan.
Kefir dan yoghurt juga memiliki perbedaan dalam hal rasa, kefir cenderung lebih asam, berbuih dan beralkohol dibandingkan dengan yoghurt.
Amalia berharap sosialisasi dan penyuluhan tentang teknologi fermentasi dan praktek pembuatan produk fermentasi dapat membantu dalam pemberdayaan ekonomi lokal.
"Semoga ilmu yang kami sampaikan dapat bermanfaat," tutup Amalia.
Baca juga: ULM kerahkan 225 mahasiswa Fakultas Pertanian bangun desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Tim Dosen Farmasi terdiri dari Amalia Khairunnisa, Nani Kartinah, Pratika Viogenta, Arnida, Sutomo, Fadlilaturrahmah, dan beberapa anggota Mahasiswa Farmasi ULM memilih pembinaan anggota PKK di wilayah itu karena antusias masyarakat cukup tinggi untuk memahami cara pembuatan yoghurt.
Baca juga: Enam mahasiswa ULM ikuti KKN Kebangsaan di Maluku
"Ada 30 orang yang dibina dan nanti ilmu yang kami sampaikan bisa dikembangkan dan disalurkan ke masyarakat lain untuk membuka usaha produk pertanian, pangan, dan lainnya," kata Ketua Pelaksana PDWA Amalia Khairunnisa saat dikonfirmasi di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Selasa.
Amalia menjelaskan teknologi fermentasi susu dapat meningkatkan nilai tambah pada produk usaha pada bidang pertanian, pangan, dan lainnya.
Melalui pelatihan tersebut, menurut Amalia, dapat memberikan peluang bagi para pelaku usaha untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya lokal dan meningkatkan pendapatan.
Amalia mengungkapkan bahan mentah proses fermentasi dapat diubah menjadi produk dengan nilai jual lebih tinggi, seperti keju, yoghurt, tempe, anggur, bir, dan sebagainya.
Beberapa produk turunan fermentasi yang bermanfaat bagi kesehatan, seperti yoghurt yang mengandung probiotik yang baik untuk pencernaan.
Baca juga: ULM dirikan "Hukumonline Corner" pertama di Kalimantan
Menurut Amalia, yoghurt atau kefir merupakan minuman berbahan susu yang difermentasi dan menggunakan bermacam mikroorganisme untuk menghasilkan produk asam laktat dengan produk turunan, seperti etanol, asam lemak bebas, dan asetaldehid.
Cara pembuatan kefir bisa menggunakan susu sapi atau susu kambing , kemudian susu tersebut dicampur ragi yang banyak mengandung mikroorganisme dari golongan bakteri asam laktat dan khamir.
Selain menggunakan bahan hewani, kefir juga dapat dibuat dari bahan nabati seperti kacang-kacangan karena memiliki karakteristik yang hampir sama dengan yoghurt, tetapi konsistensi kefir lebih cair dan memiliki gumpalan susu lebih lembut pada permukaan.
Kefir dan yoghurt juga memiliki perbedaan dalam hal rasa, kefir cenderung lebih asam, berbuih dan beralkohol dibandingkan dengan yoghurt.
Amalia berharap sosialisasi dan penyuluhan tentang teknologi fermentasi dan praktek pembuatan produk fermentasi dapat membantu dalam pemberdayaan ekonomi lokal.
"Semoga ilmu yang kami sampaikan dapat bermanfaat," tutup Amalia.
Baca juga: ULM kerahkan 225 mahasiswa Fakultas Pertanian bangun desa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024