Wakil Wali Kota (Wawali) Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan yang juga Ketua TP2S H Arifin Noor optimis target penurunan kasus stunting mencapai 14 persen.

Guna mencapai itu, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Banjarmasin menggelar pertemuan membahas Diseminasi Hasil Audit Stunting Tahap I Kota Banjarmasin di Aula Kayuh Baimbai Balai Kota, Kamis.

Baca juga: Baznas Banjarmasin penuhi gizi bagi 70 ibu hamil pra sejahtera

Selain Arifin, pertemuan tersebut dihadiri Wakil Ketua TP-PKK Hardiyanti, Kepala DPPKBPM M. Helfianoor, camat se Banjarmasin serta jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Adapun secara spesifik pertemuan kali ini mengkaji terkait upaya penanganan di beberapa lokus terdata meliputi kelurahan Pekapuran Laut, Kelayan Barat, Alalak Selatan, Pekapuran Raya dan Teluk Tiram.

Hal ini dapat bermanfaat sebagai langkah pendampingan TP2S sekaligus pendalaman faktor kondisi yang akan mempertajam perencanaan ke depan dengan menggandeng dr. Ati Rahmipurwandari Sp.A (Dokter Spesialis Anak RSUD Sultan Suriansyah) dan Ceria Hermina M.Psi (Konsultan Psikologi UMB) selaku narasumber.

Dalam arahannya, Arifin Noor ingin agar hasil audit yang telah dilaporkan ini dapat menjadi perhatian seluruh pihak. "Memang ada beberapa hal yang harus kita pertahankan, termasuk soal pemenuhan hak gizi (memberi makan kepada anak-anak)," ujarnya.

"Untuk itu, kita bersama-sama seluruh stakeholder dari dinas KB, ada Dukcapil termasuk melibatkan dokter anak dan psikolog untuk bisa mendata, berjuang bersama menurunkan stunting secara terstruktur," tambahnya.

Dirinya mengaku optimis, target penurunan Stunting hingga 14 persen itu dapat dicapai dengan upaya yang lebih masif. "Mudah-mudahan nanti setahun ke depan bisa lebih turun lagi sesuai target yaitu 14 persen, sekarang 26 persen, kita perlu berjuang kurang lebih 12 persen," tutupnya.

Baca juga: Wali Kota: BAZNAS ikut berperan tangani stunting di Banjarmasin

Sementara itu, Helfianoor menuturkan pertemuan tersebut sebagai tindak lanjut awal dari fenomena kasus yang ada, terutama soal peranan orang tua dalam pola asuh anak.

"Metode yang kita ambil kebanyakan dari kasus yang terjadi di masing-masing kelurahan. Lalu kita coba petakan baik itu faktor penyebab resiko, penyebab stuntingnya dibantu oleh tim ahli yang berasal dari RS Sultan Suriansyah dan Psikologi UMB," terangnya.

Oleh karena itu, dengan beragam opsi atau sudut pandang yang coba digali dari hasil audit kasus tersebut. Ia berharap hal ini dapat menjadi tolak ukur tim pencegahan dan penurunan stunting (TP2S) untuk melakukan intervensi.

"Kita harap sedikitnya gambaran faktor-faktor risiko tadi bisa dijadikan bahan bagi teman-teman TP2S pada saat melaksanakan intervensi ketika di lapangan," tandas Arifin.

Adapun yang menjadi fokus perhatian dari data hasil audit kasus stunting ini meliputi sebanyak lima batita, lima balita, lima ibu hamil, lima ibu hamil pasca melahirkan, serta empat calon pengantin.

Baca juga: Pemkot Banjarmasin intervensi calon pengantin terkait stunting

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024