"Studi komparasi atau kaji tiru pelaksanaan kerja sama dengan luar negeri itu penting dalam upaya meningkatkan pembangunan, baik secara langsung maupun tidak langsung," ujar Ketua Komisi I DPRD Kalsel Hj Rachmah Norlias ketika dikonfirmasi di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Wakil rakyat Kalsel kunjungi DPRD DKI Jakarta gali potensi infrastruktur
Ketua Komisi I DPRD Kalsel yang akrab dengan sapaan Ibu Amah itu menerangkan,.dalam studi komparasi ke Jatim tersebut mendatangi Biro Hukum dan Kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Dalam pertemuan dengan Biro Hukum dan Kerja Sama Pemkot Surabaya tersebut Komisi I DPRD Kalsel banyak mendapatkan masukkan terkait kerja sama luar negeri.
"Ada beberapa hal yang kami dapatkan dari Pemkot Surabaya seperti 10 'Memorandum of Understanding' (MoU) yang mereka laksanakan dengan beberapa negara dan pemerintah antara lain Jepang, Taiwan, serta negara Liverpool," ungkap Ibu Amah.
Menurut "Srikandi " PAN tersebut, ada hal-hal menarik yang bisa menjadi perhatian seperti kerja sama dengan Busan China dan Jepang.
"Jadi, mereka menekankan ke pendidikan karakter kurikulum dan pendidikan budaya dimana mereka mengirim guru-guru sekolah untuk magang di daerah Busan selama satu bulan, mudah-mudahan Kalsel juga bisa,” demikian ibu Amah.
Baca juga: Legislator Balangan kawal sejumlah proyek pastikan pengerjaan lancar
Sebelumnya Ketua Tim Kerja Kerjasama Djoenedie Dodiek S, menjelaskan metode "Takakura" atau pengomposan yang dapat masyarakat lakukan sendiri.
“Pengomposan dengan metode Takakura sangat sederhana dan bisa diterapkan pada skala rumah tangga, baik di wilayah perkotaan yang terkendala persoalan lahan. Caranya memasukkan sampah rumah tangga ke dalam keranjang khusus selama beberapa waktu," tuturnya.
Ia menambahkan, bahan bisa menggunakan keranjang bisa terbuat dari plastik, bambu, atau bahan lain yang dindingnya berlubang agar sirkulasi udara.
"Kemudian kardus yang besarnya sesuai dengan besar keranjang. Kardus berfungsi sebagai tempat proses pengomposan dan juga untuk menjaga kelembaban. Bahan lainnya adalah sekam, dedak, dan bio starter atau bakteri pengurai.” demikian Djoenedie.
Baca juga: DPRD Kalsel ke Jatim cari info gali potensi PAD
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024