Warga di Kabupaten Hulu Sungai Utara, terus bersemangat ntu membantu pemrintah daerah setempat dalam melakukan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.
Nori, warga Kelurahan Sungai Malang, mengaku sudah tiga hari ini merasakan asap.
"Asap lebih terasa saat subuh dan pagi hari. Mungkin ada lahan yang terbakar karena sepekan ini cuaca panas luar biasa," ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Asap terasa terutama pada malam dan pagi hari, mengganggu aktivitas masyarakat di luar ruangan.
Bhabinkamtibmas Polsek Amuntai Tengah, Aiptu Rofik, menyebutkan bahwa laporan satelit pemantau titik panas belum mendeteksi adanya hotspot di wilayah HSU.
"Untuk HSU pagi ini masih nihil. Tidak ada hotspot yang terpantau," ujarnya,
Namun, titik api terpantau di sekitar wilayah Lampihong, Kabupaten Balangan.
Kabid Perlindungan Masyarakat dan Pemadam Kebakaran Dinas Pol PP dan Damkar HSU, Berkat Sahrul Kalam, menjelaskan bahwa kebakaran lahan bisa terjadi karena dua faktor, yakni alami atau dibakar oleh oknum.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya petani dan penggarap lahan, untuk tidak membakar hutan dan lahan.
"Hindari membuang puntung rokok sembarangan, terutama di semak belukar yang mudah terbakar, dan jangan membuka lahan dengan cara membakar. Bersihkan lahan secara manual demi kesehatan bersama," pesan Berkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Nori, warga Kelurahan Sungai Malang, mengaku sudah tiga hari ini merasakan asap.
"Asap lebih terasa saat subuh dan pagi hari. Mungkin ada lahan yang terbakar karena sepekan ini cuaca panas luar biasa," ujarnya, Selasa (30/7/2024).
Asap terasa terutama pada malam dan pagi hari, mengganggu aktivitas masyarakat di luar ruangan.
Bhabinkamtibmas Polsek Amuntai Tengah, Aiptu Rofik, menyebutkan bahwa laporan satelit pemantau titik panas belum mendeteksi adanya hotspot di wilayah HSU.
"Untuk HSU pagi ini masih nihil. Tidak ada hotspot yang terpantau," ujarnya,
Namun, titik api terpantau di sekitar wilayah Lampihong, Kabupaten Balangan.
Kabid Perlindungan Masyarakat dan Pemadam Kebakaran Dinas Pol PP dan Damkar HSU, Berkat Sahrul Kalam, menjelaskan bahwa kebakaran lahan bisa terjadi karena dua faktor, yakni alami atau dibakar oleh oknum.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat, khususnya petani dan penggarap lahan, untuk tidak membakar hutan dan lahan.
"Hindari membuang puntung rokok sembarangan, terutama di semak belukar yang mudah terbakar, dan jangan membuka lahan dengan cara membakar. Bersihkan lahan secara manual demi kesehatan bersama," pesan Berkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024