Penjabat Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan Zakly Asswan mengatakan teknologi padi apung merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani.
“Teknologi padi apung ini salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani terutama saat musim hujan,” kata Zakly di Amuntai, Kabupaten HSU, Sabtu.
Baca juga: Pj Bupati HSU serahkan 20 unit motor kepada penyuluh pertanian
Saat memasuki musim hujan, Zakly memastikan akan menyebabkan keterlambatan masa tanam bagi petani di daerah, karena lahan rawa tergenang air.
Zakly menuturkan Kabupaten HSU memiliki sumber daya alam yang didominasi lahan lebak atau rawa sekitar 89 persen dari total luas lahan sawah baku 22.709 hektare sehingga menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengoptimalkan lahan rawa agar bermanfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, ujar Zakly, percontohan tanam padi apung diharapkan dapat menginspirasi petani dan menjadikan solusi tanam padi pada musim penghujan.
Terlebih, menurut Zakly, petani di HSU mengalami gagal tanam dan panen pada beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pemkab HSU gunakan drone kendalikan 'susupan gunung'
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten HSU Noor Ilham menyebutkan penanaman padi apung ini karena karakter wilayah Kabupaten HSU banyak terendam air, salah satunya Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan.
Ilham menuturkan tanam padi apung merupakan cara alternatif bagi masyarakat atau petani untuk memproduksi dan memanfaatkan lahan meski tergenang air di Kabupaten HSU.
Ilham menambahkan Pemkab HSU akan mengevaluasi dan menganalisis keberlanjutan teknologi tanam padi apung ini.
"Pada 2024, kita juga melaksanakan tanam padi apung pada beberapa desa lainnya, semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi bagi para petani,” imbuh Ilham.
Baca juga: Syukuran panen raya padi dan tanam perdana cabai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
“Teknologi padi apung ini salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi petani terutama saat musim hujan,” kata Zakly di Amuntai, Kabupaten HSU, Sabtu.
Baca juga: Pj Bupati HSU serahkan 20 unit motor kepada penyuluh pertanian
Saat memasuki musim hujan, Zakly memastikan akan menyebabkan keterlambatan masa tanam bagi petani di daerah, karena lahan rawa tergenang air.
Zakly menuturkan Kabupaten HSU memiliki sumber daya alam yang didominasi lahan lebak atau rawa sekitar 89 persen dari total luas lahan sawah baku 22.709 hektare sehingga menjadi tantangan sekaligus peluang untuk mengoptimalkan lahan rawa agar bermanfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu, ujar Zakly, percontohan tanam padi apung diharapkan dapat menginspirasi petani dan menjadikan solusi tanam padi pada musim penghujan.
Terlebih, menurut Zakly, petani di HSU mengalami gagal tanam dan panen pada beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Pemkab HSU gunakan drone kendalikan 'susupan gunung'
Sementara itu, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten HSU Noor Ilham menyebutkan penanaman padi apung ini karena karakter wilayah Kabupaten HSU banyak terendam air, salah satunya Desa Banyu Hirang, Kecamatan Amuntai Selatan.
Ilham menuturkan tanam padi apung merupakan cara alternatif bagi masyarakat atau petani untuk memproduksi dan memanfaatkan lahan meski tergenang air di Kabupaten HSU.
Ilham menambahkan Pemkab HSU akan mengevaluasi dan menganalisis keberlanjutan teknologi tanam padi apung ini.
"Pada 2024, kita juga melaksanakan tanam padi apung pada beberapa desa lainnya, semoga dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi bagi para petani,” imbuh Ilham.
Baca juga: Syukuran panen raya padi dan tanam perdana cabai
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024