Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong Provinsi Kalimantan Selatan mengevaluasi tim percepatan penurunan stunting (TPPS) dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan hingga kabupaten guna mencapai target nasional kurang dari 14 persen pada 2024.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tabalong Rusmadi mengatakan Pemkab Tabalong mampu menekan kasus stunting dari 19,7 persen pada 2022 menjadi 18,1 persen (2023).
Baca juga: Anak stunting di Kecamatan Banua Lawas masih enam persen
"Kita mengevaluasi pelaksanaan program di tingkat desa/kelurahan untuk mengetahui kendala dan keberhasilan yang dicapai," kata Rusmadi di Tabalong, Kamis.
Rusmadi menuturkan Pemkab Tabalong juga mensosialisasikan penyusunan laporan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kecamatan untuk semester pertama 2024 guna mengoptimalkan upaya percepatan penurunan stunting.
Pada pertemuan koordinasi TPPS, Rusmadi mengungkapkan Kabupaten Tabalong meraih peringkat pertama tingkat Provinsi Kalsel pada penilaian kinerja konvergensi 2023 dan peringkat kedua pada 2022.
"Pencapaian ini hasil kerja keras kita semua, namun tidak boleh berpuas diri karena masih banyak yang harus kita lakukan," ungkap Rusmadi.
Baca juga: Adaro optimalkan kader Posyandu Desa Manduin guna tekan stunting
Kepala Bappedalitbang Arianto menyampaikan amanat Penjabat Bupati Tabalong Hamida Munawarah yang meminta seluruh komponen TPPS tetap aktif dan berkontribusi menjalankan program percepatan penurunan stunting.
"Jangan terbuai dengan capaian yang ada tetap fokus dan berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas daam tim percepatan penurunan stunting di desa hingga kabupaten," ucap Arianto.
Mengingat penurunan prevalensi stunting, diungkapkan Arianto, telah masuk sebagai salah satu program prioritas nasional yang harus direalisasikan bersama.
Pada pertemuan TPPS tersebut turut hadir para camat, kepala puskesmas, mitra kerja, serta organisasi perangkat daerah terkait.
Baca juga: Baznas Tabalong tekan stunting melalui program ibu hamil sehats
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Tabalong Rusmadi mengatakan Pemkab Tabalong mampu menekan kasus stunting dari 19,7 persen pada 2022 menjadi 18,1 persen (2023).
Baca juga: Anak stunting di Kecamatan Banua Lawas masih enam persen
"Kita mengevaluasi pelaksanaan program di tingkat desa/kelurahan untuk mengetahui kendala dan keberhasilan yang dicapai," kata Rusmadi di Tabalong, Kamis.
Rusmadi menuturkan Pemkab Tabalong juga mensosialisasikan penyusunan laporan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) tingkat kecamatan untuk semester pertama 2024 guna mengoptimalkan upaya percepatan penurunan stunting.
Pada pertemuan koordinasi TPPS, Rusmadi mengungkapkan Kabupaten Tabalong meraih peringkat pertama tingkat Provinsi Kalsel pada penilaian kinerja konvergensi 2023 dan peringkat kedua pada 2022.
"Pencapaian ini hasil kerja keras kita semua, namun tidak boleh berpuas diri karena masih banyak yang harus kita lakukan," ungkap Rusmadi.
Baca juga: Adaro optimalkan kader Posyandu Desa Manduin guna tekan stunting
Kepala Bappedalitbang Arianto menyampaikan amanat Penjabat Bupati Tabalong Hamida Munawarah yang meminta seluruh komponen TPPS tetap aktif dan berkontribusi menjalankan program percepatan penurunan stunting.
"Jangan terbuai dengan capaian yang ada tetap fokus dan berkonsentrasi dalam melaksanakan tugas daam tim percepatan penurunan stunting di desa hingga kabupaten," ucap Arianto.
Mengingat penurunan prevalensi stunting, diungkapkan Arianto, telah masuk sebagai salah satu program prioritas nasional yang harus direalisasikan bersama.
Pada pertemuan TPPS tersebut turut hadir para camat, kepala puskesmas, mitra kerja, serta organisasi perangkat daerah terkait.
Baca juga: Baznas Tabalong tekan stunting melalui program ibu hamil sehats
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024