Kasus stunting atau gagal tumbuh di Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan tersisa enam persen atau 72 anak tersebar di 15 desa.

Kepala UPT Puskesmas Banua Lawas Himawan Indaryanto mengatakan  telah melakukan beberapa upaya konvergensi dan sinergitas   bersama lintas sektor dalam upaya tekan kasus stunting.

Baca juga: BKKBN sampaikan hasil pemutakhiran pendataan keluarga berisiko stunting

"Dari jumlah sasaran 1300 anak di Kecamatan Banua Lawas  terdata 72 anak stunting per Februari 2024," jelas Himawan di Tabalong, Selasa.

Data ini mengacu pada aplikasi e-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) di 15 desa.

Selanjutnya upaya konvergensi dan sinergitas   bersama lintas sektor dalam upaya tekan kasus stunting selain bersama kecamatan termasuk  Polsek, koramil, balai penyuluh KB, KUA, TP PKK kecamatan serta balai penyuluh pertanian.

Termasuk pemberian tablet tambah darah bagi  remaja putri   tingkat SLTP, SLTA hingga kalangan santri pondok pesantren.

"Kita  juga melaksanakan skrining  bagi  calon pengantin dan edukasi melalui kelas ibu hamil dan kelas balita di 15
 desa," tambah Himawan.

Camat Banua Lawas Suwandi mengharapkan melalui kolaborasi lintas sektor di tingkat kecamatan bisa menekan angka stunting di wilayahnya.

"Melalui rapat koordinasi bersama lintas sektoral kita juga membahas penanganan stunting," jelas Suwandi.

Baca juga: Diskominfo Kalsel fasilitasi pengumpulan data stunting
 

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024