Ustadz Haji Abdurrahman Siddiq menyatakan, "Malam Qadar atau malam Lailatul Qadar merupakan malam mustajab" karenanya rugi bagi mereka (kaum Muslim) yang melewatkan begitu saja.

"Oleh karena itu, mari kaum Muslim memanfaatkan malam qadar tersebut dengan sebaik mungkin,  mumpung masih hidup," ajak Ustadz Abdurrahman Siddiq dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad.

Sebagaimana para ustadz dan Tuan Guru sebutkan, Ustadz Abdurrahman Siddiq juga mengatakan, bahwa malam qadar terjadi pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, berarti mulai malam 20 ke 21 bulan puasa.

Namun ustadz yang menyandang gelar "Lc" tersebut tidak menyebut kapan kepastian waktu malam qadar tersebut atau dengan mengatakan "Wallahu 'alam" kecuali menyuruh terus berjaga selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Ia mengatakan keutamaan malam qadar insya Allah segala doa dan pinta Allah kabulkan sesuai janji-Nya.

Oleh karenanya pula Rasulullah Muhammad Saw, seorang hamba yang Allah muliakan lebih semangat melakukan peribadahan, sebab pada sepuluh hari terakhir Ramadhan merupakan momentum untuk menjadi golongan ahli surga.

"Pasalnya, bukan golongan ahli surga, melainkan pula bonus Lailatul Qadar tersebut luas bisa," lanjut Ustadz Abdurrahman Siddiq dengan gaya khasnya sambil bercanda di hadapan jamaah Masjid Assa'adah tersebut.

Oleh sebab itu, menurut Ustadz Abdurrahman Siddiq, rugi besar bagi seorang Muslim yang tidak mengisi sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan memperbanyak peribadahan seperti shalat-shalat sunat seperti Shalat Taubat dan Shalat Tasbih.

Selain itu, membaca Al Qur'an serta berzikir kepada Allah SWT dan peribadahan lainnya' sesuai tuntunan Allah dan Rasulullah Nya.

Ia mengingatkan pula, pada makan qadar tersebut setidaknya jangan lupa berdoa meminta kebaikan ,(Allahuma inafun ksriim ...) dan meminta rahmat, serta kemampuan Allah SWT terhindar dari azab neraka.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Abdurrahman Siddiq berulang kali mengingat isi Surah Al Qadar yang menyatakan makam qadar lebih baik dari seribu bulan atau 83 tahun empat bulan.

"Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw, malam qadar sesuatu waktu yang tiada bandingnya dengan hari-hari atau waktu-waktu lain,"; demikian Abdurrahman Siddiq.
 
Ustadz Haji Abdurrahman Siddiq saat tausiyah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad (31/3/2024). (ANTARA/Syamsuddin Hasan)

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024