Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) berupaya meningkatkan peran perguruan tinggi di Kalimantan Selatan dalam pengelolaan lahan basah di Indonesia.
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Dirjen PKTL) KLHK Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan hal itu di Banjarbaru, Jumat, saat memberikan materi kuliah umum dengan tema Potensi Lahan Basah Indonesia untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Kesejahteraan Rakyat di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kota Banjarbaru.
Baca juga: Tim PBSI FKIP ULM latih siswa penulisan cerita bertema lahan basah
“Pemerintah terus mendorong peran perguruan tinggi dalam pengelolaan lahan basah, salah satunya adalah Universitas Lambung Mangkurat yang merupakan salah satu universitas yang memiliki bidang unggulan yaitu lingkungan lahan basah," ujar dia.
Menurut Hanif, ULM berpeluang turut aktif dalam proses perdagangan karbon melalui kegiatan penyerapan dan peningkatan karbon dengan memanfaatkan potensi jasa lingkungan PBPH dengan ekosistem mangrove dalam kawasan hutan.
“Harus berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk mendorong restorasi dan pemulihan lahan basah dan penyediaan sumber daya manusia pengelola lahan basah baik ekosistem gambut dan mangrove melalui kurikulum pendidikan,” ucapnya.
Ia menuturkan melalui dukungan para pihak, pengelolaan lahan basah dapat mendorong terciptanya lapangan kerja hijau dari aktivitas restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove serta komoditas ramah gambut dan pengembangan silvofishery di kawasan mangrove.
Hanif menjelaskan Indonesia memiliki luas lahan gambut terbesar ke empat di dunia dan paling besar di dunia untuk lahan gambut tropis (tropical peatland).
Lahan gambut di Indonesia, kata dia, tercatat seluas 13,4 juta hektare tersebar dalam 856 kesatuan hidrologis gambut (KHG) dengan luasan total KHG sekitar 24,6 juta hektare.
Baca juga: ULM kelola 629 hektare mangrove kembangkan hutan pendidikan lahan basah
Menurut Global Wetlands, total lahan basah Kalimantan Selatan sekitar 1.194.471 hektare atau 32,39 persen dari total luas daratan. Sebaran kesatuan hidrologis gambut sebanyak 5 KHG dengan luas gambut 106.037 hektare.
Sementara kawasan mangrove seluas 84.532 Ha dengan kondisi lebat seluas 54.806 hektare dan sisanya dengan kondisi jarang dan sedang.
Rektor ULM Banjarmasin Ahmad Alim mengatakan ULM terus meningkatkan penelitian terkait lahan basah guna mewujudkan visi dan misi menjadi universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.
Ahmad mengungkapkan ULM telah menyusun proposal teknis permohonan perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH) pada kawasan hutan produksi seluas 621 hektare melalui Koperasi Konsumen Berkah Wasaka Mandiri pada 2023.
PBPH meliputi enam desa yang tersebar di Pulau Laut Tanjung Selayar dan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru.
"PBPH pada ekosistem mangrove berupa pengembangan silvofishery berkelanjutan melalui pengelolaan tambak ikan dan kepiting bakau, pemulihan lingkungan pada hutan bakau, perlindungan keanekaragaman hayati satwa dan tumbuhan endemik mangrove hingga pariwisata," ujar Ahmad.
Baca juga: Lahirnya Doktor Bekantan perkuat posisi ULM unggul di bidang lingkungan lahan basah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (Dirjen PKTL) KLHK Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan hal itu di Banjarbaru, Jumat, saat memberikan materi kuliah umum dengan tema Potensi Lahan Basah Indonesia untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Kesejahteraan Rakyat di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kota Banjarbaru.
Baca juga: Tim PBSI FKIP ULM latih siswa penulisan cerita bertema lahan basah
“Pemerintah terus mendorong peran perguruan tinggi dalam pengelolaan lahan basah, salah satunya adalah Universitas Lambung Mangkurat yang merupakan salah satu universitas yang memiliki bidang unggulan yaitu lingkungan lahan basah," ujar dia.
Menurut Hanif, ULM berpeluang turut aktif dalam proses perdagangan karbon melalui kegiatan penyerapan dan peningkatan karbon dengan memanfaatkan potensi jasa lingkungan PBPH dengan ekosistem mangrove dalam kawasan hutan.
“Harus berkolaborasi dengan berbagai elemen untuk mendorong restorasi dan pemulihan lahan basah dan penyediaan sumber daya manusia pengelola lahan basah baik ekosistem gambut dan mangrove melalui kurikulum pendidikan,” ucapnya.
Ia menuturkan melalui dukungan para pihak, pengelolaan lahan basah dapat mendorong terciptanya lapangan kerja hijau dari aktivitas restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove serta komoditas ramah gambut dan pengembangan silvofishery di kawasan mangrove.
Hanif menjelaskan Indonesia memiliki luas lahan gambut terbesar ke empat di dunia dan paling besar di dunia untuk lahan gambut tropis (tropical peatland).
Lahan gambut di Indonesia, kata dia, tercatat seluas 13,4 juta hektare tersebar dalam 856 kesatuan hidrologis gambut (KHG) dengan luasan total KHG sekitar 24,6 juta hektare.
Baca juga: ULM kelola 629 hektare mangrove kembangkan hutan pendidikan lahan basah
Menurut Global Wetlands, total lahan basah Kalimantan Selatan sekitar 1.194.471 hektare atau 32,39 persen dari total luas daratan. Sebaran kesatuan hidrologis gambut sebanyak 5 KHG dengan luas gambut 106.037 hektare.
Sementara kawasan mangrove seluas 84.532 Ha dengan kondisi lebat seluas 54.806 hektare dan sisanya dengan kondisi jarang dan sedang.
Rektor ULM Banjarmasin Ahmad Alim mengatakan ULM terus meningkatkan penelitian terkait lahan basah guna mewujudkan visi dan misi menjadi universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.
Ahmad mengungkapkan ULM telah menyusun proposal teknis permohonan perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH) pada kawasan hutan produksi seluas 621 hektare melalui Koperasi Konsumen Berkah Wasaka Mandiri pada 2023.
PBPH meliputi enam desa yang tersebar di Pulau Laut Tanjung Selayar dan Pulau Laut Kepulauan, Kabupaten Kotabaru.
"PBPH pada ekosistem mangrove berupa pengembangan silvofishery berkelanjutan melalui pengelolaan tambak ikan dan kepiting bakau, pemulihan lingkungan pada hutan bakau, perlindungan keanekaragaman hayati satwa dan tumbuhan endemik mangrove hingga pariwisata," ujar Ahmad.
Baca juga: Lahirnya Doktor Bekantan perkuat posisi ULM unggul di bidang lingkungan lahan basah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2024