Jakarta (ANTARA) - PT Adaro Indonesia berkolaborasi dengan pemerintah dalam Pembangunan Persemaian Liang Anggang (PPLA) di Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Lianganggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel), guna membantu upaya penanganan perubahan iklim di Indonesia.
“Kami sangat berharap semoga PPLA ini dapat berkontribusi pada penanganan lahan kritis di berbagai wilayah di Indonesia, serta turut membantu Indonesia dalam upaya penanganan perubahan iklim global,” kata Presiden Direktur PT Adaro Indonesia Priyadi di Jakarta, Selasa.
Pembangunan PLA juga dilaksanakan sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk membangun fasilitas persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi, guna mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan, termasuk reklamasi areal atau lahan bekas tambang.
Persemaian bibit seluas 14 hektare (ha) dengan kapasitas 10 juta batang pohon itu telah rampung dibangun PT Adaro Energy Indonesia Tbk (Adaro) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Bibit dari PLA diharapkan dapat membantu kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di wilayah pengelolaan Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito baik yang dilakukan oleh Kementerian LHK melalui BPDAS Barito maupun yang dilakukan pemerintah daerah, salah satunya melalui Gerakan Revolusi Hijau yang dicanangkan Gubernur Kalimantan Selatan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya telah mengunjungi lokasi PPLA pada Selasa (3/9), dan melakukan penanaman pohon sekaligus mengecek progres PPLA yang nantinya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Sebagai perusahaan pemegang Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH), kami berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah untuk mempercepat pemulihan lahan kritis di Indonesia melalui pembangunan persemaian berskala besar. Kami merasa bangga mendapatkan amanah untuk bersama-sama dengan KLHK dan Kementerian PUPR, merampungkan pembangunan persemaian Liang Anggang yang berkapasitas 10 juta batang pohon,” ujar Priyadi.
Selain pembiayaan sarana dan prasarana pusat persemaian, Adaro juga akan melaksanakan fungsi pengawasan dalam operasional persemaian Liang Anggang.
Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis.
Salah satu kunci pertama dan memegang peranan penting untuk mencapai hal tersebut, yakni memastikan penyediaan bibit berkualitas untuk kegiatan RHL yang lebih masif dan terstruktur.
Untuk itu, pemerintah mendorong semua pihak untuk berkolaborasi dalam percepatan pemulihan lingkungan, termasuk upaya peningkatan tutupan hutan dan lahan atau reforestasi. Hal tersebut berkaitan erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespons kondisi global yang berkaitan dengan sustainability, biodiversity, dan sirkuler ekonomi, juga dalam orientasi carbon offset.
Saat ini, salah satu upaya yang dilakukan oleh swasta antara lain melalui Pembangunan Pusat Persemaian Liang Anggang yang telah dilakukan oleh Adaro melalui anak perusahaannya, PT Adaro Indonesia dengan skema kerja sama pemerintah dengan Badan Usaha/KPBU atau Public Private Partnership.
Persemaian disiapkan oleh KLHK, dan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Sumber Data Air BWS Kalimantan III memberikan dukungan untuk penyediaan air di area tersebut.
Areal produksi dengan luas 6,6 hektare dan berkapasitas 10 juta batang per tahun itu akan ditanami pohon dengan jenis bibit kayu-kayuan, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), endemik dan estetik. Bibit-bibit tanaman multifungsi tersebut akan didistribusikan ke lahan kritis di seluruh Indonesia.
Kolaborasi itu juga melibatkan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan untuk melakukan pengelolaan distribusi bibit, dari proses perencanaan, distribusi, hingga monitoring bibit.
Dengan bekal pengalaman merehabilitasi serta mengelola lahan bekas tambang, lahan kritis maupun rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Adaro berharap hasil kolaborasi bersama pemerintah dalam pembangunan pusat persemaian itu mampu memberikan manfaat secara ekologi dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca juga: Adaro masuk daftar TIME World’s Best Companies 2024
Baca juga: Adaro kucurkan Rp11,26 miliar beasiswa 100 mahasiswa ULM pada 2024
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori