Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengelola 629,27 hektare (ha) mangrove di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan guna mengembangkan hutan pendidikan lahan basah sebagai pusat penelitian dan informasi pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan.

"Saat ini kami mintakan izin pemanfaatannya kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan," kata Rektor ULM Prof. Ahmad Alim Bachri di Banjarmasin, Jumat.

Baca juga: Universitas Lambung Mangkurat menuju kampus kelas dunia dengan akreditasi internasional

Adapun status kawasan yang rencananya dikelola merupakan hutan produksi di selatan Pulau Laut yang secara administrasi masuk Kecamatan Pulau Laut Tanjung Selayar meliputi tujuh desa, yakni Desa Tanjung Pelayar, Teluk Tamiang, Tanjung Sungkai, Kampung Baru, Tanjung Tengah, Bandar Raya, dan Teluk Kemuning.

Menurut dia, pengembangan hutan pendidikan lahan basah mangrove merupakan sebuah inovasi untuk meningkatkan nilai ekologi dan ekonomi ekosistem mangrove dalam rangka pengelolaan yang berkelanjutan.

Sejak 2010, tim peneliti ULM telah melakukan studi di Kotabaru sebagai wilayah pesisir laut untuk mengidentifikasi kondisi eksisting ekosistem mangrove (terdapat 17 jenis), perhitungan stok karbon mangrove (10-240 ton/ha) serta aktivitas pemanfaatan yang telah dilakukan masyarakat (perikanan tangkap, budidaya).

Baca juga: Penerimaan beasiswa IBFL diminta jadi ambasador bagi ULM dan Adaro

Ia menyebut target utama pada kegiatan ke depan yaitu berkembangnya Pusat Riset dan Pengabdian Masyarakat (PRPM) di pesisir Kotabaru sebagai pusat rehabilitasi, pengembangan ekonomi, pusat pendidikan dan penelitian.

Selain itu, pada akhir 2025 diharapkan telah tumbuh suatu desa pesisir produktif yang mampu memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di ekosistem mangrove melalui kegiatan ekowisata terintegrasi dan menghasilkan berbagai produk yang memiliki nilai guna dan nilai ekonomi lebih tinggi.

Restorasi hutan mangrove menjadi implementasi dari visi ULM, yaitu mewujudkan sebagai universitas terkemuka dan berdaya saing di bidang lingkungan lahan basah.

Dengan pengelolaan 629,27 hektare mangrove di Kotabaru itu menjadikan ULM sebagai pusat studi mangrove dunia karena satu-satunya perguruan tinggi yang memiliki fokus riset di lahan basah.

Baca juga: Cerita menyentuh Si Kembar peraih beasiswa IBFL Adaro di ULM

Pewarta: Firman

Editor : Taufik Ridwan


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023