Sebanyak 40 orang jurnalis yang mengikuti kegiatan Capacity Building Jurnalis yang dilaksanakan Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan berkesempatan menyaksikan langsung proses percetakan uang kertas rupiah di Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) di Karawang, Jawa Barat.
"Semoga dengan berkunjung ke Peruri melihat langsung proses percetakan uang rupiah bisa menambah cinta dan bangga kita terhadap mata uang rupiah," ujar Kepala SBU Uang RI Fadel di Karawang, Senin.
Baca juga: Pengedar Uang Palsu Cetak Rp3 Juta
Fadel yang menyambut Rombongan Jurnalis Kalsel' bersama Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu BI Hilda Erika, berharap kunjungan ini menambah wawasan para jurnalis tentang percetakan mata uang rupiah.
Fadel mengatakan, butuh proses dan waktu yang cukup panjang hingga uang rupiah bisa sampai ke tangan masyarakat, mulai dari perencanaan, percetakan dan sebagainya.
Ia menyampaikan sedikitnya perlu waktu sekitar 21 hari sampai uang rupiah yang di cetak bisa diedarkan oleh Bank Indonesia ke masyarakat.
Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia Hilda Erika mengatakan, pihak Peruri juga terus berupaya meningkatkan aspek keamanan dalam mencetak uang rupiah agar meminimalisir terjadinya upaya pemalsuan uang kertas.
Kasus pemalsuan uang ditanah air tidak luput dari perhatian Perum Peruri sebagai bentuk kajian, analisa dan perbaikan dalam percetakan mata uang rupiah.
Bidang Edukasi BI Adila Luthfiana juga menyampaikan Sosialisasi dengan tema Cinta Bangga Paham Rupiah tentang pentingnya menjaga dan merawat uang kertas sebagai bentuk kecintaan dan bangga dengan uang negara sendiri.
Baca juga: Oknum Guru Pondok Santri Cetak Uang Palsu
Ia mencontohkan masyarakat Jepang yang sangat menghargai mata uang negaranya sehingga merawat dan memperlakukan mata uang mereka dengan baik.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang jurnalis Kalsel menanyakan keberlanjutan kebijakan penyederhanaan nilai mata uang rupiah atau disebut juga Redenominasi.
Bagi pihak Perum Peruri tidak masalah karena mereka juga menunggu keputusan pemerintah untuk merealisasikan kebijakan tersebut
Redenominasi rencananya memang akan diberlaukan pada 2025 mendatang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan pada 2020-2024 yang diteken Sri Mulyani pada 29 Juni 2020 lalu.
Kepala Perwakilan wilayah (KPwl BI Kalsel Robi Ariadi yang juga Deputi Direktur - Kepala Divisi Impelementasi SP-PUR MI turut bersama rombongan Jurnalis Kalsel dalam kegiatan tersebut.
Rombongan 'Walk Through' BI Kantor Perwakilan wilayah Kalsel tidak sendiri bertandang ke kawasan produksi Peruri, sejumlah tenaga pendidik dan jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat pada saat bersamaan juga melakukan kunjungan serupa.
"Kesempatan seumur hidup bisa melihat proses percetakan mata uang rupiah dan mendengarkan langsung penjelasan dari pihak Peruri sehingga menambah wawasan kami sebagai jurnalis di Kalsel ," kata Arianto jurnalis dari LKBN Antara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023
"Semoga dengan berkunjung ke Peruri melihat langsung proses percetakan uang rupiah bisa menambah cinta dan bangga kita terhadap mata uang rupiah," ujar Kepala SBU Uang RI Fadel di Karawang, Senin.
Baca juga: Pengedar Uang Palsu Cetak Rp3 Juta
Fadel yang menyambut Rombongan Jurnalis Kalsel' bersama Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu BI Hilda Erika, berharap kunjungan ini menambah wawasan para jurnalis tentang percetakan mata uang rupiah.
Fadel mengatakan, butuh proses dan waktu yang cukup panjang hingga uang rupiah bisa sampai ke tangan masyarakat, mulai dari perencanaan, percetakan dan sebagainya.
Ia menyampaikan sedikitnya perlu waktu sekitar 21 hari sampai uang rupiah yang di cetak bisa diedarkan oleh Bank Indonesia ke masyarakat.
Asisten Direktur Kelompok Data Sistem Informasi Edukasi Kerjasama dan Penanggulangan Uang Palsu Bank Indonesia Hilda Erika mengatakan, pihak Peruri juga terus berupaya meningkatkan aspek keamanan dalam mencetak uang rupiah agar meminimalisir terjadinya upaya pemalsuan uang kertas.
Kasus pemalsuan uang ditanah air tidak luput dari perhatian Perum Peruri sebagai bentuk kajian, analisa dan perbaikan dalam percetakan mata uang rupiah.
Bidang Edukasi BI Adila Luthfiana juga menyampaikan Sosialisasi dengan tema Cinta Bangga Paham Rupiah tentang pentingnya menjaga dan merawat uang kertas sebagai bentuk kecintaan dan bangga dengan uang negara sendiri.
Baca juga: Oknum Guru Pondok Santri Cetak Uang Palsu
Ia mencontohkan masyarakat Jepang yang sangat menghargai mata uang negaranya sehingga merawat dan memperlakukan mata uang mereka dengan baik.
Pada sesi tanya jawab, salah seorang jurnalis Kalsel menanyakan keberlanjutan kebijakan penyederhanaan nilai mata uang rupiah atau disebut juga Redenominasi.
Bagi pihak Perum Peruri tidak masalah karena mereka juga menunggu keputusan pemerintah untuk merealisasikan kebijakan tersebut
Redenominasi rencananya memang akan diberlaukan pada 2025 mendatang. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan pada 2020-2024 yang diteken Sri Mulyani pada 29 Juni 2020 lalu.
Kepala Perwakilan wilayah (KPwl BI Kalsel Robi Ariadi yang juga Deputi Direktur - Kepala Divisi Impelementasi SP-PUR MI turut bersama rombongan Jurnalis Kalsel dalam kegiatan tersebut.
Rombongan 'Walk Through' BI Kantor Perwakilan wilayah Kalsel tidak sendiri bertandang ke kawasan produksi Peruri, sejumlah tenaga pendidik dan jajaran Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Barat pada saat bersamaan juga melakukan kunjungan serupa.
"Kesempatan seumur hidup bisa melihat proses percetakan mata uang rupiah dan mendengarkan langsung penjelasan dari pihak Peruri sehingga menambah wawasan kami sebagai jurnalis di Kalsel ," kata Arianto jurnalis dari LKBN Antara.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2023