Khatib Mardiansyah mengingatkan kaum Muslim, terutama bagi Jemaah shalat Jumat agar selalu beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Ustadz muda keluaran Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Muhibbin Kiton Barabai tersebut mengingatkan itu saat khutbah di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati, Kecamatan Batu Benawa (pinggiran Pegunungan Meratus), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (15/7/22).
Dalam dorasi khutbah pertama sekitar tiga menit, keluaran Ponpes Darussalam Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel itu cuma menekankan arti penting iman dan taqwa kepada Allah SWT bagi setiap kaum Muslim.
"Karena iman dan taqwa kepada Allah SWT bekal hidup utama yang menjadi kewajiban bagi kaum Muslim," lanjut putra H Ahmidin alm/pendiri Ponpes Hidayatul Qur'an Desa Aluan Mati (sekitar 174 kilometer dari Banjarmasin atau delapan kilometer dari Barabai, ibukota HST tersebut.
Khutbah khatib muda atau baru berusia angka kepala empat itu hanya secara biasa masa-masa;lalu, tanpa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah Banjar.
Begitu pula imam shalat Jumat keluaran Darussalam/Dalam Pagar Martapura H Ahmad Parisi cuma menggunakan surah pendek (Addhuha dan Alamnasyrak), sehingga pelaksanaannya tidak mencapai waktu setengah jam sudah selesai.
Kebiasaan khutbah pendek/tanpa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah Banjar itu sehubungan dengan keadaan masyarakat yang sebagian besar bertani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Ustadz muda keluaran Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Muhibbin Kiton Barabai tersebut mengingatkan itu saat khutbah di Masjid Su'ada Desa Aluan Mati, Kecamatan Batu Benawa (pinggiran Pegunungan Meratus), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), Jumat (15/7/22).
Dalam dorasi khutbah pertama sekitar tiga menit, keluaran Ponpes Darussalam Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel itu cuma menekankan arti penting iman dan taqwa kepada Allah SWT bagi setiap kaum Muslim.
"Karena iman dan taqwa kepada Allah SWT bekal hidup utama yang menjadi kewajiban bagi kaum Muslim," lanjut putra H Ahmidin alm/pendiri Ponpes Hidayatul Qur'an Desa Aluan Mati (sekitar 174 kilometer dari Banjarmasin atau delapan kilometer dari Barabai, ibukota HST tersebut.
Khutbah khatib muda atau baru berusia angka kepala empat itu hanya secara biasa masa-masa;lalu, tanpa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah Banjar.
Begitu pula imam shalat Jumat keluaran Darussalam/Dalam Pagar Martapura H Ahmad Parisi cuma menggunakan surah pendek (Addhuha dan Alamnasyrak), sehingga pelaksanaannya tidak mencapai waktu setengah jam sudah selesai.
Kebiasaan khutbah pendek/tanpa menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa daerah Banjar itu sehubungan dengan keadaan masyarakat yang sebagian besar bertani.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022